REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Ruas Jalan Raya Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) semakin bertambah rusak karena tingginya lalu lintas kendaraan yang melintas dan diperparah dengan intensitas hujan tinggi terjadi di wilayah Bogor hingga menyebabkan banyak terdapat lobang di sepanjang jalan.
Kerusakan jalan Bocimi dengan kondisi aspal jalan bolong-bolong sampai membentuk kubangan terjadi dari KM 05 hingga KM 28, yakni dari kawasan Bakom Ciawi, Cikereteg, Ciherang Pondok, Cimande, Caringin, Pasir Muncang hingga Cigombong perbatasan antara Bogor dan Sukabumi.
Banyaknya ruas jalan yang rusak menyebabkan terganggunya arus lalu lintas hingga menyebabkan kemacetan yang cukup panjang karena banyak kendaraan yang harus memperlambat kecepatan saat melintasi jalanan rusak.
Selain itu, kerusakan jalan yang terus semakin melebar, mengancam keselamatan para pengendara, tak jarang sering terjadi kecelakaan.
"Kecelakaan sudah sering terjadi, kadang terjatuh karena menghindari lobang, ada yang sampai tabrakan dan luka parah," kata Rifai (30) salah satu warga sekitar.
Menurut Rifai, kerusakan Jalan Raya Bocimi tersebut sangat meresahkan, bahkan kini jalur Bocimi hampir setiap jam dari Ciawi hingga Cigombong selalu macet, bahkan bisa tidak bergerak dalam waktu beberapa jam.
"Kami meminta pemerintah, agar segera memperbaiki jalan-jalan yang rusak ini, karena sekarang ini selalu macet, bahkan tidak sedikit pengendara seperti motor mengalami kecelakaan, baik terjatuh maupun bersenggolan," ujarnya.
Sementara itu, Juned salah satu pengendara motor dari Caringin mengeluhkan minimnya lampu penerang jalan khususnya di sekitar jalanan yang berlobang.
"Lampu penerang jalan di Bocimi ini sangat minim, apalagi dijalanan yang berlobang. Sangat berbahaya sekali kalau jalan malam," ujarnya.
Kerusakan jalan tidak hanya terjadi di jalan Nasional Bocimi, tapi juga di ruas jalan alternatif seperti di Jalan alternatif Banjarwaru-Telukpinang.
Jalan sepanjang sekitar 10 kilometer tersebut, 80 persen mengalami kerusakan. Banyaknya kendaraan yang melintas, terutama kendaraan bertonase tinggi seperti truk tangki air, bus, serta truk bertonase semakin menambah parah kerusakan yang ada.
Sementara itu, pihak UPT Jalan Jembatan wilayah II Ciawi mengakui bahwa kerusakan jalan diakibatkan tingginya intensitas kendaraan yang melewati jalan Banjarwaru-Telukpinang ditambah dengan hujan yang turun setiap hari.
"Memang selama sepekan terakhir ini jumlah ruas jalan yang mengalami kerusakan semakin bertambah dan cukup parah. ''Selain karena tingginya lalu lintas di jalur ini yang banyak dilintasi kendaraan berbadan besar ditambah curah hujan," kata Tupah, Kepala Bagian TU UPT jalan dan jembatan wilayah II Ciawi.
Tupah mengatakan pihaknya telah menginventarisir jumlah ruas jalan yang rusak baik ke pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
''Secepatnya kami akan memperbaiki jalan tersebut, kalau kondisi cuaca sudah terang dan baik," ujarnya.