Rabu 23 Jan 2013 17:57 WIB

Legenda Sang Kuriang Diadaptasi ke Drama Musikal

Rep: M Akbar/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kisah legenda rakyat asal Jawa Barat, Sang Kuriang bakal diangkat ke panggung drama musikal. Gawean ini akan digarap oleh sutradara Wawan Sofwan serta sejumlah nama besar di dunia pementasan teater.

Renitasari, direktur program Bakti Budaya Djarum Foundation, menjelaskan, dalam acara ini akan dilibatkan pula kelompok paduan suara mahasiswa dari Universitas Parahyangan Bandung. Pentas ini dijadwalkan digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 1-3 Februari mendatang.

Renitasari menjelaskan, dalam pementasan ini akan terlibat beberapa nama seniman yang telah malang melintang dalam sejumlah pertunjukan. Ia menyebut konduktor Avip Priatna yang ditunjuk sebagai Direktor Musik Musikal Sang Kuriang, Sunaryo sebagai Penasihat Artistik Musikal Sang Kuriang, Dian HP sebagai komposer, serta Sita Nursanti sebagai pendukung lakon dalam cerita ini.

Untuk naskah musikalnya sendiri merupakan hasil buah karya dari almarhum Utuy Tatang Sontani.

"Untuk pementasan nanti kita akan menampilkan perpaduan dua tradisi antara kisah legenda tradisional Jawa Barat dan balutan musik ala opera yang identik dengan kebudayaan klasik  Eropa,'' kata Renitasari dalam keterangan pers yang diterima Republika di Jakarta.

Sementara itu Avip menyambut gembira pementasan ini. Avip mengatakan untuk menceritakan ulang kisah legenda rakyat Jawa Barat ini memang perlu dibuat semenarik mungkin. Di sini dirinya juga merasa tertantang mengelaborasikannya dengan iringan musik klasik.

Semangat serupa juga disampaikan oleh Wawan. Dalam pementasan ini pihaknya memang mencoba melakukan reinterpretasi terhadap legenda rakyat yang telah diceritakan secara turun temurun dari setiap generasi. Dari pengetahuan yang telah berabad-abad tersebut disebutkan bahwa Sang Kuriang ini merupakan cerita yang menjadi penjelas dari asal usul tempat wisata Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

''Tapi di bagian akhirnya nanti kami coba membuatnya berbeda dengan kisah yang diceritakan secara turun termurun. Hal ini disebabkan almarhum Utuy Sontani hendak melanjutkan cerita pusaka ini dalam bentuk dan cara penyampaiannya sendiri,'' paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement