REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah bersiap menghadapi gangguan logistik akibat cuaca buruk yang diramalkan masih terjadi hingga sebulan mendatang. Pemerintah pun telah berkoordinasi dengan berbagai asosiasi untuk mengantisipasi gangguang distribusi selama empat pekan ke depan.
"Pada pekan lalu gangguan cuaca masih direspon sebagai keadaan darurat atau emergency respon belum direspon sebagai respon distribusi dan perdagangan," ujar Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, Selasa (22/1).
Menurutnya, selama banjir distribusi barang masih mengandalkan respon darurat atau bantuan sosial. Namun, melihat tren cuaca buruk yang masih berlangsung, diperlukan langkah agar masyarakat tetap bisa mendapatkan akses barang, terutama bahan makanan.
Kemungkinan, ujar dia, pemerintah akan menggelar pasar murah.
Konsepnya akan sedikit berbeda dengan pasar murah umumnya. Karena pasar ini tidak akan menyediakan barang dengan harga murah. Melainkan menawarkan barang dengan harga normal.
Ini lantaran, harga barang di tempat bencana melonjak sangat tinggi. Untuk mi instan saja bisa dijual seharga lima ribu rupiah.
Bayu mengatakan, aktivitas pasar di Jakarta masih terbilang normal. Meskipun masih dibayang-bayangi cuaca buruk. Dari 153 pasar di Jakarta, sekitar 46 terkena banjir.
Namun, hanya 2-3 pasar yang mengalami gangguan total hingga tidak bisa beraktivitas. "Harganya memang naik, tapi fungsi pasarnya tetap berjalan," katanya.