Selasa 22 Jan 2013 12:12 WIB

Soal Hary Tanoe, PKS tak Ingin Ikut-Ikutan

Mantan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Hary Tanoe berjalan usai menyerahkan surat di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (21/1). Hary Tanoesoedibjo mengundurkan diri dari kepengurusan partai Nasdem karena karena tidak sejalan
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Mantan Ketua Dewan Pakar DPP Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Hary Tanoe berjalan usai menyerahkan surat di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Senin (21/1). Hary Tanoesoedibjo mengundurkan diri dari kepengurusan partai Nasdem karena karena tidak sejalan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merasa enggan berkomentar mengenai Hary Tanoesoedibjo. Alasannya, partai dakwah ini merasa hawa politik seputar bos MNC Group tersebut masih panas. 

"Tidak ada sangkut pautnya dengan PKS. Kita tidak ingin masuk ke masalah orang," kata Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin ketika dihubungi, Selasa (22/1).   

Hary Tanoe resmi mundur dari Partai Nasdem, Senin (21/1). Perbedaan pandangan dengan ketua dewan pembina Surya Paloh menjadi alasan utamanya.

Surya menginginkan adanya perubahan struktur organisasi, khsususnya di tataran DPP. Bos Media Group tersebut ingin naik menjadi ketua umum menggantikan Patrice Roy Cappela. 

Sementara Hary tak menginginkan adanya perombakan struktur. Ia juga lebih setuju jika partai dipimpin oleh anak muda. 

Menurut Hilmi, masalah Hary di Nasdem masih menjadi bola panas. Karenanya, PKS tak ingin membuat kondisi malah tambah ribut. 

"Politik walau pun cari kesempatan, tapi etika harus dijaga," papar dia.

Menurutnya, PKS memang tengah menunggu iklim politik yang tepat. Tak hanya mengenai masalah Hary saja, namun juga untuk isu-isu politik lainnya. 

"Kita tidak ingin masuk ke wilayah konflik orang lain," tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement