Ahad 20 Jan 2013 21:01 WIB

Duh Pengungsi Melonjak, Peralatan BNPB Terbatas

Rep: esthi maharani/ Red: Damanhuri Zuhri
Pengungsi Banjir (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pengungsi Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-– Lonjakan pengungsi yang terjadi sejak kemarin membuat BNPB kualahan. Terutama dalam hal penambahan peralatan untuk para pengungsi.

Ketua BNPB, Syamsul Maarif mengatakan lonjakan pengungsi terjadi pada Sabtu (19/1). Semula hanya 19 ribu pada Jumat tapi melonjak hingga 43 ribu.

“Jadi sekarang kami asumsikan 50 ribu supaya kita lebih jelas. Karena itu ada penambahan-penambahan peralatan yang terus terang saja terbatas,” katanya saat memberikan paparan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Ia mengatakan peralatan yang paling terbatas yakni MCK mobile. Menurut dia, MCK mobile dari Kementerian Pekerjaan Umum sebenarnya banyak, tapi lokasi penempatannya yang tidak terdeteksi.

Karena itu, ia mengaku harus putar otak dan terpaksa memanfaatkan tempat lingkungan masyarakat berada.

Dalam laporannya juga, ia menegaskan pihaknya tetap melakukan evakuasi. Sampai saat ini, sudah ribuan aparat yang dikerahkan.

Dari TNI, Panglima TNI sudah menyiapkan sekitar 3460 orang untuk penyelamatan pencarian evakuasi serta membuka tujuh unit dapur umum. Sedangkan dari polri memberikan dukungan 4195 orang personil.

“Semuanya, baik TNI maupun Polri tersebar di 121 titik pengungsian. Sekarang ini ada 121 titik pengungsian, baik itu yang disediakan pemerintah maupun yang terpaksa adhoc dilakukan oleh masayarakat,” katanya.

Basarnas pun ikut membantu. Sedikitnya ada 400 orang dengan overcraft, boat, rescue car, dan membantu distribusi. Ia mengatakan pembagian lokasi sudah dilakukan.

Untuk sektor utara dari Armabar, ditambah dengan marinir di sektor selatan, selebihnya adalah teman dari Polri dan bekerjasama dengan kemampuan setempat. Ia mengakui dalam prosesnya, aparat seringkali dihalangi warga dalam artian dibelokkan dari tujuan untuk membantu lokasi lain.

“Banyak tempat yang kita akan bantu malah dihalangi supaya ada penyewaan perahu karet Rp 200 ribu, kalau tidak mau dilempar ke sungai. Jadi diterobos dengan teman-teman TNI AL, Polri maupun Basarnas,” katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement