Kamis 17 Jan 2013 16:28 WIB

NU Jatim Akhirnya Pilih Netral di Pilgub

Rep: Amri Amrullah/ Red: Citra Listya Rini
Nahdatul Ulama (Ilustrasi)
Nahdatul Ulama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur akhirnya memutuskan netral dan tidak akan ikut campur dalam urusan pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim yang akan digelar pada 29 Agustus 2013 mendatang. Keputusan PWNU untuk netral ini, setelah melakukan rapat pleno PWNU Jatim pada Rabu (16/1) dan dihadiri oleh seluruh pengurus di gedung PWNU Jatim.

Ketua PWNU Jatim KH. Hasan Mutawakkil Alallah mengatakan, keputusan rapat pleno tersebut memutuskan NU tidak akan memihak calon gubernur siapa pun. "Ini keputusan organisasi, kami rasa ini keputusan bijak dan tidak akan membuat perpecahan diantara tokoh NU dan Nahdliyin," ujarnya Kamis (17/1).

Rapat pleno tersebut, dihadiri seluruh pengurus PWNU Jatim mulai dari Syuriah, Tanfidziah, Mustasyar hingga pimpinan Badan Otonom dan lembaga. Beberapa Kiai  pengurus Syuriah PWNU seperti KH Miftachul Akhyar , KH Agoes Ali Masyhuri, KH Syafruddin, KH Abdul Matin, KH Nuruddin dan KH Hasyim Abbas turut hadir.

Sedangkan dari Tanfidziah, antara lain, KH. Mutawakkil,  H. Masyhudi Muchtar, H A Wahid Asa, KH Jazuli Nur, Prof H Son Haji, H Sholeh Hayat, H Sidiq AR, H Abdi Manaf, H Kikin A Hakim dan H M Thohir dan lainya. Hadir juga Mustasyar KH A Sadid Jauhari,KH Abd Ghofur, Habib Zen Al Kaf.

KH. Mutawakkil menjelaskan, keputusan ini sesuai khittah Nahdlatul Ulama. Yakni sebagai jam’iyyah, NU secara organisatoris tidak terikat dengan organisasi politik dan organisasi kemasyarakat manapun juga. NU berharap pilgub berjalan demokratis, konstitusional dan mampu membawa Jawa Timur menjadi lebih baik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi penduduk Jatim bersama.

Wakil Ketua PWNU Jatim, H. Abdul Wahid Asa menambahkan, setelah keputusan ini, posisi PWNU Jatim berada pada poisisi nol, tidak memihak, tidak terikat dan tidak mendukung. Semua keinginan terkait adanya upaya dukung mendukung dan mengerucutkan nama sebelumnya, dibatalkan dengan adanya keputusan ini. "Tidak ada lagi upaya mengerucutkan nama," tegasnya.

Namun, jelas dia, bukan berarti NU Jatim masa bodoh dengan politik dan semua pelaksanaan demokrasi yang sedang berjalan. NU tetap mengawal pelaksanaan Pilgub ini agar berjalan lebih demokratis dan tidak ada kecurangan. Kalau perlu, PWNU akan mengerahkan semua struktur kepengurusan untuk tidak memilih golput pada 23 Agustus 2013 mendatang.

"Inilah bentuk kiprah PWNU Jatim pada proses demokrasi di Jatim," katanya. PWNU juga menyarankan agar semua lembaga, lajnah dan Banom agar tidak membawa simbol-simbol NU serta pengurus NU terutama jajaran tertinggi syuriah dan tanfidziah agar tidak terlibat dalam dukung mendukung calon.

Ketika ditanya apakah keputusan ini terkait, kembalinya Saifullah Yusuf ke pasangan pertahana Soekarwo. Abdul Wahid Asa membantah bila keputusan netral ini berasal dari perkembangan politik itu. Ia menegaskan, netral ini adalah khittah NU sejak awal.

Apabila ada suara yang mendukung calon tertentu yang mengatasnamakan NU, merupakan atas nama pribadi bukan atas nama organisasi. Karena memang setiap warga Negara Indonesia termasuk warga NU juga mempunyai hak politik yang sama diatur dalam Undang-Undang.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement