REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait, mengatakan pelaku penipuan uang santunan untuk RI adalah psikopat dan tidak mempunyai rasa empati.
‘’Masa santunan untuk anak yang diduga mengalami kekerasan seksual diembat juga,’’ kata dia, Selasa (15/1) siang.
Kemarin Senin (14/1) sekitar pukul 10.00 WIB, Daryati kakak ipar RI dihipnotis saat sedang membawa uang santunan untuk disimpan di Bank. Pelaku, kata Daryati, seorang ibu-ibu yang mengaku petugas dari polres Jakarta Timur.
Perbuatan pelaku, kata Arist, selain mencemarkan polisi, karena dia mengaku dari polres juga membuat semakin sedih dan pedihnya perasaan keluarga RI. Ini membuktikan semakin sakitnya para pelaku kejahatan sekarang ini.
Pelaku, ujar dia, tidak memikirkan perasaan keluarga RI yang lelah dan stres karena berbagai tekanan yang terjadi. Selain itu keluarga RI pun harus siap, apabila pelaku ternyata orang terdekatnya. ‘’Kami mempersiapkan keluarga RI dengan terapi psikologi,’’ ujar Arist.
Pihaknya, kata Arist, akan mengadakan audiensi dengan Kapolri dan DPR mengenai kekerasan terhadap anak. Selain itu dia juga meminta agar hukuman untuk para pelaku kekerasan diperberat.
Dua minggu lagi, lanjut Arist, Komnas PA akan mengadakan aksi solidaritas terhadap kekerasan terhadap anak. Aksi itu bertepatan dengan car free day di Jalan Sudirman.