Senin 14 Jan 2013 14:57 WIB

Cuaca Buruk Masih Hantui Selat Sunda

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Kapal Ferry, sarana angkutan di Selat Sunda
Foto: ADHIEGRAPHY.BLOGSPOT.COM
Kapal Ferry, sarana angkutan di Selat Sunda

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Radin Inten II Lampung, memprediksi cuaca buruk di wilayah daratan dan perairan Lampung akan terus terjadi hingga 18 Januari. BMKG mengimbau kapal feri (roll on roll off/roro), agar waspada melintas di Selat Sunda.

"Ke depan, cuaca lebih buruk dari sebelumnya akan terjadi lagi sampai pertengahan Januari. Angin kencang dan gelombang tinggi mengancam keselamatan kapal di perairan Selat Sunda," kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG Lampung, Sawardi, kepada Republika di Bandar Lampung, Senin (14/1).

Menurut Sawardi, BMKG hanya bisa mengimbau kepada operator kapal roro untuk lebih waspada dalam berlayar di Selat Sunda, pada empat hari ke depan. "Potensi cuaca lebih buruk dari sebelumnya bisa terjadi, seperti angin kencang dan gelombang laut tinggi," katanya.

Menurut Rahmat, seorang prakirawan yang mendampingi Sawardi, gelombang laut perairan Lampung, termasuk Selat Sunda, dan pesisir barat, berkisar 0,75 hingga dua meter. Sedangkan kondisi terburuk pada hari-hari ke depan, gelombang laut bisa mencapai tiga meter, dan berpengaruh terhadap kapal yang berlayar.

Rahmat menghimbau agar nelayan untuk sementara tidak melaut demi keselamatannya. Pengunjung Gunung Anak Krakatau diharap tidak melintas di sekitar perairan tersebut, karena gelombang pasang dan tinggi akan mengancam keselamatan jiwa.

BMKG menyebutkan cuaca ekstrem masih terus terjadi di wilayah Lampung terutama bagian utara, selatan dan barat Lampung. Selain angin kencang yang berkisar 40-50 knot, gelombang tinggi mencapai tiga meter, potensi hujan masih terjadi meski volumenya sedang.

Sawardi mengatakan, cuaca ekstrem ini terjadi karena gangguan tropis Narelle di bagian barat laut Australia, yang masuk ke wilayah Indonesia. Gangguan tropis tersebut belum berdampak signifikan bagi penerbangan.  "Hanya saat landing dan take off di landasan terpengaruh angin kencang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement