REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) melalui unit Reserse Mobil (Resmob), menciduk dua orang bandar judi toto gelap (togel) dan tujuh orang pelaku pengelola perjudian online, pada Rabu (19/12) lalu.
Diketahui, omzet yang dihasilkan dari tindak perjudian online dan togel ini, per harinya ialah berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 300 juta.
Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan, penangkapan tiga dari seluruh pelaku yang ada, dilakukan di Kramat Jaya Baru Blok H 1 nomor 415 RT 10 RW 001, Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
''Ketiga tersangka ini yaitu MI alias SP, MY alias YN, dan HRD alias HD,'' tutur Rikwanto kepada media, Jumat (11/1), di Kantor Unit Resmob Polda Metro Jaya. Ketiga orang tersebut merupakan karyawan perjudian togel yang dikelola oleh TKK alias AF.
Rikwanto menjelaskan, awalnya perjudian togel yang dikelola AF ini, per harinya beromzet Rp 30 juta hingga Rp 50 juta. Setelah ditelusuri, ternyata bentuk perjudian togel ini pun merupakan bagian dari tindak pencucian uang.
Selain itu, dari tindak perjudian ini pun, bentuk transaksinya sama sekali tidak menggunakan uang, melainkan menggunakan jalur perbankan. Menurut penuturan salah satu tersangka, siapa saja yang hendak memasang nomor togel, hanya tinggal mentrasferkan sejumlah uang yang hendak dipasang melalui rekening bank.
Rikwanto mengungkapkan, setelah dilakukan penyelidikan dan pengembangan pula, didapatkan bahwa AF menyetor uang hasil omzet togel tersebut kepada ASH alias IW. Akhirnya IW pun ditangkap.
Setelah ditangkapnya IW, diketahui bahwa penyelenggaraan perjudian menggunakan beberapa rekening ini, membawa pada penangkapan tersangka lainnya yaitu, HR alias TO.
TO merupakan salah satu bandar judi togel tersebut. Dari penangkapan TO, akhirnya diketahui di rekening dia lah yang digunakan sebagai penampung untuk menerima aliran dana perjudian.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
