REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) menyatakan bahwa senjata api milik terduga teroris jaringan Poso yang digeledah di Enrekang, Sulawesi Selatan berasal dari Filipina.
"Senpi kita lihat untuk pelatihan-pelatihan dan dugaan kuat dari negara tetangga Filipina," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis.
Saat ini, masih dilakukan pengembangan pemeriksaan, kalau rute dari Filipina ada beberapa alternatif jalurnya menuju ke Sulawesi Utara (Sulut) melalui Nunukan, Kalimantan Timur (Kaltim), katanya.
Sebelas terduga teroris jaringan Poso yang ditangkap di Makassar dan Dompu, Nusa Tenggara Barat, dimana tujuh terduga teroris tewas tertembak tim Densus. Dan diduga para lima terduga teroris yang ditangkap di Dompu ada indikasi akan melakukan bom bunuh diri, kata Boy.
"Saya fisiknya belum lihat, tapi dari hasil pemeriksana tim kita, di NTB masuk kategori yang bisa digunakan bom bunuh diri," kata Karo Penmas.
Densus 88 Antiteror menemukan bom aktif saat melakukan penggeledahan di rumah para terduga teroris di Kabupaten Enrekang.
"Kegiatan penggeledahan pada hari ini berdasarkan hasil interogasi terhadap tersangka Syarifudin dan Fadli," kata Boy.
Keduanya telah memberikan keterangan bahwa telah melakukan pelatihan membuat bom dengan peserta sembilan orang termasuk yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yakni Jody, Bakri dan yang menjadi pelatihnya adalah Asmar alias Abu Uswah, katanya.