REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Peneliti Flu Burung Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan vaksin antivirus Flu Burung untuk hewan, termasuk itik, ayam, dan unggas lainnya.
"Pemerintah jangan meremehkan itik, karena tingginya tingkat keberbahayaan itik dalam virus Flu Burung akibat penyebaran lewat media air," kata Ketua Pusat Riset Flu Burung Unair, Dr drh CA Nidom MS di Surabaya, Rabu (9/1).
Menurut peneliti Flu Burung itu, penyebaran virus Flu Burung yang dibawa ayam lebih mudah diatasi, karena mayoritas ayam itu menetap dalam satu tempat akibat sistem peternakan.
"Itu berbeda dengan itik yang kepemilikan hanya dalam jumlah sedikit, karena sifatnya bukan peternakan, melainkan individual, namun kepemilikan itik saat ini mencapai 15 juta," katanya.
Jumlah itu, katanya, memiliki tingkat keberbahayaan yang tinggi, karena sistemnya menyebar dan itik juga sering menggunakan media air di sungai, sehingga penyebaran virus lewat sungai akan lebih massif.
"Pola kehidupan itik yang mobile dalam media air itulah yang menyebabkan penyebaran virus Flu Burung bisa mencapai puluhan kilometer, sedangkan ayam lewat udara yang mungkin hanya satu kilometer," katanya.
Oleh karena itu, ia menduga kasus Flu Burung pada sejumlah itik di kawasan pantura Jatim dan akhirnya menyebar ke daerah lain itu merupakan "penyebaran" yang dilakukan banjir dari DAS Bengawan Solo di Wonogiri.
"Jadi, Kementerian Pertanian atau Kementerian Kesehatan jangan bilang hanya bebek, bukan ayam, sebab risiko penularan kepada manusia dari bebek itu lebih tinggi dari pada ayam," katanya.