REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, berkunjung ke Batam dan kota lainnya di Kepulauan Riau untuk persiapan pemenangan Pemilu 2014.
"Kunjungan ini semacam 'pemanasan' sebelum Pemilu," kata Humas Dewan Pengurus Wilayah PKS Provinsi Kepulauan Riau, Prijanto Selasa (8/1).
Dalam kunjungan dua hari di Kepulauan Riau yang dibungkus Safari Dakwah, Luthfi berkunjung ke Batam dan Tanjungpinang.
Di Batam, Presiden PKS akan berkonsolidasi dengan kader untuk persiapan Pemilu 2014, sekaligus menyosialisasikan keputusan dan kebijakan nasional. Selain itu Presiden PKS juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah tokoh Kepulauan Riau di Batam.
Di Ibu Kota Kepri, Tanjungpinang, Luthfi melakukan tablig akbar merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw.
"Juga ada serangkaian kegiatan kebudayaan yang akan dihadiri Luthfi di Tanjungpinang," kata Prijanto.
Ketua Panitia Safari Dakwah PKS Kepulauan Riau, Raden Hari Tjahyono mengatakan kunjungan Luthfi dimaksudkan untuk menjalin silaturahmi kepada masyarakat dan memanaskan mesin politik menjelang Pemilu 2014.
Selain Luthfi, 50 orang pengurus DPP PKS juga mengikuti rombongan yang berkeliling Sumatra, antara lain Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Anggota DPR RI Dapil Kepulauan Riau, Herlini Amran, serta Ketua DPP PKS Wilda Sumatra, Chairul Anwar.
"Safari dakwah PKS merupakan program rutin di PKS untuk bersilaturahmi kepada kader, simpatisan dan masyarakat," kata Raden.
Sementara itu, di Jambi, Presiden PKS, Luthfi, menyanggah sejumlah analis politik yang menilai popularitas partai Islam menurun dan terancam ditinggalkan pemilihnya pada pemilu 2014.
"Perlu dicatat, PKS adalah partai Islam terbesar di Indonesia. PKS sebagai partai berazaskan Islam justru menunjukkan peningkatan secara empirik setiap Pemilu digelar," kata dia.
Menurut dia, PKS secara empirik selalu bertambah kursi di DPR setiap Pemilu digelar. Saat Partai Demokrat muncul, 2004, PKS adalah salah satu partai yang tetap eksis dan bertambah kursinya di DPR. Sementara partai sekuler justru menurun," katanya.
Karena itu, Luthfi menilai, anggapan analis politik hanya sebatas asumsi yang belum terbukti kebenarannya secara empirik.