REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Tujuh jenazah terduga teroris yang tewas ditembak Datasemen Khusus 88 antiteror sudah diperiksa secara laboratoris di RS Polri Kramat Jati. "Dua jenazah pada hari Jumat (4/1) dan lima jenazah pada hari ini (Senin 7/1)," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Agus Rianto di Jakarta, Senin (7/1).
Dia mengatakan ke tujuh jenazah tersebut tinggal menunggu sampel pembanding dalam pemeriksaan laboratorium tersebut. Polri menurut dia berharap agar prosesnya cepat diselesaikan agar jenazah bisa segera dimakamkan.
Menurut dia saat ini Datasemen Khusus 88 anti teror Mabes Polri masih mengejar orang dan kelompok yang terkait teror. Untuk itu menurut dia Polri minta bantuan masyarakat agar memberikan informasi apapun terkait dengan pelaku teror.
"Pimpinan Polri sudah mengatakan bahwa kami tidak mampu tanpa peran serta dan dukungan masyarakat," kata Agus. Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap sebelas
terduga teroris selama dua hari dan tujuh di antaranya tewas tertembak. Sebelas orang terduga teroris yang ditangkap yakni enam orang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan lima orang di Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat dan Sabtu (4/1-5/1).
Lima terduga teroris tewas tertembak di Dompu yakni Roy, Bahtiar, Andi Brekele, dan dua orang belum terindentifikasi. Dua terduga teroris tewas di Makassar yakni Abu Uswah dan dan Hasan, sedangkan yang ditangkap dalam keadaan hidup yakni Thamrin, Arbain, Syarifudin dan Fadli.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar pada Sabtu (5/1) mengatakan di Dompu Densus 88 menemukan tempat yang diduga kuat sebagai lokasi pelatihan kegiatan merakit bom.