Ahad 06 Jan 2013 10:30 WIB

Dikutuk Pembunuhan Terduga Teroris di Masjid

Densus 88 Polri
Foto: AP
Densus 88 Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Densus 88 Antiteror Mabes Polri menembak mati tiga terduga teroris di Makassar dan Bima pada Jumat (4/1) dan Sabtu (5/1) kemarin. Aksi tersebut, mendapat protes keras dan kutukan dari Jama'ah Anshorut Tauhid (JAT).

"Yang jelas mereka adalah seorang Muslim dan yang lebih memprihatinkan dua orang dibunuh di teras Masjid Nur Alfiah RS Dr. Wahidin Sudirohusodo Makasar di hari Jumat 4 Januari 2013," kata juru bicara Jama'ah Anshorut Tauhid Son Hadi dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Ahad (6/1).

Tindakan pembunuhan yang dilakukan Densus 88 tersebut, lanjut dia, merupakan tindakan 'extra judicial killing' dan masuk pelanggaran HAM berat. Karena itu JAT mendesak pihak yang berkompenten baik internal POLRI maupun Komnas HAM untuk serius mengusut tuntas kasus ini.

"Karena hal ini sangat mencederai nilai-nilai agama dan kemanusiaan. Kami mendesak segera dibentuk Tim Pencari Fakta (TPF) yang independen dan transparan untuk mengungkap kasus pembunuhan ini," ujarnya.

Son Hadi mengajak ulama, kiai dan seluruh elemen umat Islam untuk mewaspadai adanya Gerakan Anti Islam yang menunggangi institusi Polri khususnya Densus 88 untuk memerangi Islam dan umat Islam dengan dalih perang terhadap terorisme.

Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap sebelas terduga teroris selama dua hari dan tujuh di antaranya tewas tertembak.

Sebelas orang terduga teroris yang ditangkap yakni enam orang di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan lima orang di Dompu, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat dan Sabtu (4/1-5/1).

Lima terduga teroris tewas tertembak di Dompu yakni Roy, Bahtiar, Andi Brekele, dan dua orang belum terindentifikasi. Dua terduga teroris tewas di Makassar yakni Abu Uswah dan dan Hasan, sedangkan yang ditangkap dalam keadaan hidup yakni Thamrin, Arbain, Syarifudin dan Fadli.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar pada Sabtu (5/1) mengatakan di Dompu Densus 88 menemukan tempat yang diduga kuat sebagai lokasi pelatihan kegiatan merakit bom.

Di Dompu ini, menurut dia petugas dengan terpaksa juga melakukan penembakan karena yang dihadapi adalah kelompok bersenjata. "Kejadiannya Jumat sore (4/1), dua orang meninggal, terindikasi sementara Roy dan Bahtiar, ketika mereka baru turun dari lokasi latihan," kata Boy.

Ia mengatakan, kegiatan itu berlanjut dengan upaya penggerebekan di tempat latihan, yang diduga tempat perakitan bahan peledak pada Sabtu pagi (5/1). Petugas menurut dia terpaksa menembak terhadap mereka di lokasi karena mereka diduga kuat menguasai bahan peledak di tempat tersebut.

Menurut Boy para terduga teroris yang ditangkap merupakan jaringan yang terpantau pascapembunuhan dua polisi di Tamanjeka, Poso.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement