Jumat 04 Jan 2013 11:10 WIB

Miris, Baru 25 Persen Warga Perbatasan RI-Timor Leste Nikmati Listrik

Jaringan listrik PLN (ilustrasi)
Foto: infokorupsi.com
Jaringan listrik PLN (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA -- Hingga kini baru 25 persen warga Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur yang bermukim di wilayah perbatasan RI-Timor Leste yang menikmati listrik berjaringan.

"Ada banyak kendala yang kami hadapi di lapangan, seperti kondisi geografis dan topografi wilayah yang sulit dijangkau untuk memasang jaringan listrik ke desa-desa yang berada di wilayah tapal batas," kata Kepala PLN Rayon Atambua, Fachrudin Muhamad di Atambua, Jumat (4/1).

Selain itu, kata dia, anggaran yang digunakan untuk membuka jaringan baru juga tidak sedikit jumlahnya. Ditambah lagi, minat dan daya mampu masyarakat untuk menjadi pelanggan PLN dalam memanfaatkan fasilitas listrik negara.

Disampaikan Fachrudin, warga yang belum menikmati aliran listrik dari PLN adalah mereka yang berdomisili di daerah tapal batas negara. Karena kondisi geografis setempat yang sangat sulit dan kondisi kehidupan ekonomi yang pas-pasan.

Namun, kata Fachrudin, PLN terus berupaya memperluas jaringan PLN hingga menembus daerah batas di serambi negara itu agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakatnya. Terlebih lagi, untuk menikmati terangnya malam dan memudahkan sejumlah aktivitas lainnya, demi peningkatan ekonomi masyarakat itu sendiri.

Salah satu langkah untuk mengatasi kondisi geografis dan kendala sosial ekonomi masyarakat itu PLN memasang fasilitas lampu super ekstra hemat energi (sehen) khusus untuk warga masyarakat yang bermukim di sepanjang batas negara RI-Timor Leste.

Fachrudin menyebutkan, hingga saat ini jumlah lampu sehen yang sudah terpasang di sejumlah titik lokasi di 24 kecamatan di wilayah batas negara tersebut, berjumlah 2.983 unit. Sebanyak 2.286 unit diantaranya sudah termutasi untuk aktivasi penggunaannya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement