REPUBLIKA.CO.ID, SUMUT -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan masih ada 12.569 desa di Tanah Air yang belum dialiri listrik. Sejumlah desa itu menjadi target program Indonesia Terang.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, tingkat nonelektrifikasi atau belum dialiri listrik untuk desa-desa tersebut bervariasi. Sebanyak 2.915 benar-benar gelap karena sama sekali belum dialiri listrik.
"Sedangkan yang lain masih (dialiri lisrik) dua, tiga, atau enam jam," kata Sudirman usai meninjau operasional mesin genset di Kepulauan Nias, Kamis (14/4).
Menurut Sudirman, pemerintah melalui kementerian dan lembaga terkait telah menyiapkan berbagai program agar desa-desa tersebut dapat dialiri listrik. Hingga tahun 2019, pemerintah menargetkan 80 persen dari jumlah desa tersebut sudah dapat menerima energi listrik guna mendukung aktivitas masyarakat.
"Mudah-mudahan sekitar 80 persen sudah bisa kita cover karena 60 persen di antaranya berada di enam provinsi di wilayah timur," katanya.
Keenam provinsi yang belum menerima aliran listrik itu adalah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggaran Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Disebabkan enam provinsi tersebut berupa daerah kepulauan, upaya yang akan dilakukan pemerintah adalah dengan membuat klaster tersendiri di bidang kelistrikan. Pola yang akan ditempuh cukup bervariasi dan disesuaikan dengan kemampuan pemerintah, seperti membangun mesin pembangkit atau menyewa genset dengan daya tertentu.
"Campur-campurlah, kalau harus sewa ya sewa, yang jelas energi terbarukan akan menjadi andalan kita," kata Sudirman.
Sedangkan di Kepulauan Nias yang terdiri dari lima kabupaten/kota, desa dan kelurahan yang baru dialiri listrik baru 47 persen. Kementerian ESDM mengharapkan PLN memiliki progam khusus untuk meningkatkan persentase elektrifikasi tersebut.