Kamis 27 Dec 2012 15:04 WIB

Awas, Muncul Varian Flu Burung Jenis Baru

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Dinas Kesehatan Pemprov Jabar musnahkan ayam yang terkena flu burung
Dinas Kesehatan Pemprov Jabar musnahkan ayam yang terkena flu burung

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi mengungkapkan ada varian flu burung jenis baru atau clade 2.3.2 yang saat ini sedang mewabah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Varian itu baru ditemukan pada itik yang sebelumnya tergolong unggas kebal. Mutasi virus flu burung dari clade 2.1 menjadi 2.3.2. telah menyebabkan ribuan itik di Jawa mati mendadak.

''Sebelumnya itik tergolong kebal, tapi clade terbaru itu sangat mematikan unggas tersebut,'' ungkap Nafsiah di Jakarta, Kamis (27/12).

Menurut Nafsiah, sampai saat ini belum ditemukan virus flu burung jenis baru atau clade 2.3.2. pada manusia.

Kasus flu burung pada manusia baru ditemukan pada virus jenis yang lama. Sepanjang 2012, Kemenkes mencatat kejadian virus flu burung pada manusia telah menyebabkan sembilan orang meninggal dunia.

Angka itu relatif turun jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2006 ada 55 kasus, 2007 (42), 2008 (24), 2009 (21), 2010 (9), dan 2011 (12).

Sistem kewaspadaan yang dilakukan Kemenkes, kata Nafsiah, antara lain dengan mengembangkan sentinel surveilans, baik di tingkat puskesmas maupun di rumah sakit, yang khusus untuk pasien dengan penyakit paru-paru akut.

Selain itu, dilakukan juga surveilans bersama dengan Kementerian Perrtanian dan Dinas Peternakan di daerah-daerah.

''Saat ini kita akan meningkatkan kemampuan laboratorium, artinya, jangan hanya satu laboratorium di Jakarta saja yang mampu memeriksa, tapi kita mempunyai jejaring 42 laboraturium di seluruh Indonesia," terang Nafsiah.

Sejak 2007, lanjutnya, terdapat 100 rumah sakit rujukan flu burung di Indonesia. Dari segi kesiapan, sekitar 80 persen sudah memiliki ruang isolasi, dan 20 persen diantaranya sudah memiliki ruangan yang bertekanan negatif.

Obat oseltamivir telah didistribusikan ke 33 provinsi, dan buffer stock di pusat ada sebanyak satu juta dosis. Selain itu, Alat Pelindung Diri (APD) hingga kini jumlahnya masih mencukupi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement