REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN -- Banjir yang menggenang empat Desa di Kecamatan Merakurak Tuban mengancam 60 hektare areal persawahan di wilayah tersebut.
Diperkirakan apabila banjir ini tak kunjung surut, 60 hektare areal sawah akan terancam puso.
Desa di Kecamatan Merakurak yang paling rawan terancam puso adalah Desa Kapu dimana hampir seluruh areal persawahan di wilayah ini terendam banjir. Pelaksana Tugas Dinas Pertanian Tuban, Darmudji ketika dihubungi Republika mengatakan, mengkhawatirkan ancaman puso ini benar-benar terjadi.
Pasalnya wilayah Desa Kapu dan empat Desa lainnya merupakan wilayah lumbung besar di Kabupaten Tuban. Menurut dia, apabila banjir yang menggenang empat desa sejak Senin (24/12) lalu hingga saat ini belum juga menyurut, terlebih hujan lebat kembali mengguyur. Maka tidak mungkin ancaman puso itu bisa elebih besar.
"Kalau melihat kondisi cuaca, ancaman puso itu semakin besar," ujarnya kepada Republika, Kamis (27/12). Apabila puso itu terjadi, maka 360 ton beras rata-rata panen di wilayah tersebut akan tidak tercapai. Dan ancamannya, lebih dari 150 Petani terancam kerugian besar.
Dinas Pertanian Tuban, diakuinya, saat ini berusaha turun ke lokasi untuk mendata lebih rinci lahan pertanian dan Petani terdampak. Namun diakuinya, akses jalan Desa yang sempat terputus membuat kendala para petugas. Walau air sudah mulai surut dan kondisi jalan sudah lebih baik dari dua hari sebelumnya. "Saat ini, kami lagi rapat dengan Pemda dan Bupati membahas hal itu," ujarnya.
Pada Senin (24/12) malam hingga Selasa (25/12) hujan lebat mengguyur Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Akibat hujan deras tersebut, setidaknya empat Desa, yakni Kapu, Bogorejo, Mandirejo san Tuwiri Wetan digenangi air. Selain menggenangi 200 pemukiman Desa, air juga membanjiri areal persawahan dan akses jalur antar Desa.