REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Sebanyak 20 ulama dan kiai di Pamekasan, Madura, mencabut dukungan terhadap calon bupati yang diusung Partai Demokrat, Achmad Syafii.
Juru bicara ulama dari Pesantren Sekar Anom, Pegantenan, Pamekasan KH. Nasiruddin, Selasa, menjelaskan pencabutan dukungan terhadap Calon Bupati Pamekasan Achmad Syafii ini dilakukan dengan pertimbangan lebih mengedepankan kebersamaan demi persatuan umat.
"Pada pilkada 2008, kami (ke-20 ulama) mendukung Syafii sebagai calon bupati. Demikian juga pada pemilu legislatif 2009 saat yang bersangkutan mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Demokrat," kata Nasiruddin menjelaskan.
Namun, sambung dia, pada Pilkada Pamekasan yang akan digelar 9 Januari 2013 itu, ke-20 kiai dan ulama pengasuh pondok pesantren ini, secara tegas menyatakan mencabut dukungannya kepada Achmad Syafii.
Mereka mengalihkan dukungan kepada pasangan calon bupati dan wakil bupati KH Kholilurrahman-Masduqi (Kompak) dengan pertimbangan demi menjaga persatuan dan kekompakan antarulama.
Pernyataan menarik dukungan kepada calon bupati dari Partai Demokrat Achmad Syafii dan beralih ke calon dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kholilurrahman dari 20 kiai dan ulama pengasuh pondok pesantren ini juga disampaikan dalam kampanye pasangan Kompak yang dihadiri ribuan warga di wilayah utara Pamekasan.
Dalam rilis yang diterima ANTARA, kiai-kiai pilar pendukung cabup Achmad Syafii yang mencabut dukungan itu diantaranya KH. Muafa Asyari, KH. Muzammil Bicorong, KH. Abd Hamid Mannan, KH. Qoyyim Karang Manggis, KH. Wasik Amsa Taman Sari, KH. Hasyim Rofii Sumber Anom, KH. Mudarris Batubintang, KH. Taufiqurrahman dari Sumber Anom, KH. Attoriq Lawangan Daya, Kecamatan Pademawu, Pamekasan.
"Selain pertimbangan kekompakan para ulama, yang juga menjadi pertimbangan kami mencabut dukungan kepada cabup dari Partai Demokrat Achmad Syafii dan mengalihkan dukungan pada Kompak, karena persoalan visi dan misi yang menurut kami kurang sejalan," katanya menjelaskan.
Menurut KH. Nasiruddin, cabup KH Kholilurrahman berkomitmen untuk memajukan pembangunan di Kabupaten Pamekasan dengan tetap mengedepankan nilai-nilai moral agama dan terciptanya tatanan masyarakat yang lebih agamis.
Selain itu, sambung dia, selama memimpin Kabupaten Pamekasan KH Kholilurrahman, memang terbukti mampu menciptakan rasa aman di kalangan masyarakat, bahkan mampu mendamaikan konflik berdarah yang pernah terjadi di Pamekasan dalam kasus carok massal di Desa Bujur Tengah, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan beberapa tahun lalu.
"Dari sisi ini, kami menilai, KH Kholilurrahman memiliki nilai lebih dalam berupaya menciptakan perdamaian dan rasa aman di kalangan masyarakat," katanya menjelaskan.
Achmad Syafii merupakan satu dari tiga calon bupati yang akan bersaing pada pilkada Pamekasan yang akan digelar pada 9 Januari 2013.
Pada pilkada 2008, Syafii juga bersaing melawan Kholilurrahman dan didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP), tetapi kemudian yang bersangkutan beralih ke Partai Demokrat saat yang bersangkutan hendak mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI, dan ia maju lagi sebagai calon bupati berdampingan dengan wakilnya Kholil Asy'ari.
Selain itu, hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei selama ini menyebutkan, Syafii memang masih diharapkan masyarakat Pamekasan untuk memimpin kembali Kota Gerbang Salam tersebut, dengan persentase lebih tinggi dari bupati saat ini, Kholilurrahman, yakni 60:40 persen.
"Jika sebagian tokoh ulama pendukung Syafii kini mencabut dukungan, maka timnya perlu bekerja ektra untuk mendapatkan dukungan massa," kata analis politik dari Central of Religion and Political Studies (Centries) Sulaisi Abdurrazaq.