REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) menilai kinerja dan produktifitas DPR sepanjang 2012 dalam menghasilkan produk legislasi sangat buruk. Dari 64 Rancangan Undang-Undang (RUU) Prioritas Legislasi Nasional (Prolegnas) 2012, hanya 10 UU yang disahkan. Disamping 15 RUU yang merupakan UU Kumulatif Terbuka.
"Produktifitas legislasi DPR tahun 2012 ini jeblok dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika Marzuki menyebut angka 25 UU yang dihasilkan, itu sedikit mengecoh," kata Lucius saat dihubungi Republika, di Jakarta, umat (21/12).
Meski angka yang disampaikan Marzuki benar secara kuanititatif, angka itu ada. Namun, kata Lucius, UU yang betul-betul dirampungkan sepanjang 2012 hanya sembilan UU. Ironisnya, dari 10 UU itu, 8 di antaramya merupakan keluaran 2011.
Dilihat dari aspek kualitas, Lucius mengungkapkan, walau baru satu dari UU 2012 yang diajukan ke Mahkamah Konstotusi (MK), tidak menutup kemungkinan bahwa UU yang sudah disahkan masih akan diuji publik ke MK.
Dia menilai produktivitas DPR berbanding terbalik dengan janji Ketua DPR, Marzuki Alie di awal 2012. "Susah bicara kualitas, dari total anggota DPR 560 orang, hanya rampungkan 10 UU selama setahun, artinya kan sangat buruk," ujar Lucius.
Pada 7 Januari 2012, menurutnya, Marzuki mengatakan akan menjadikan 2012 sebagai tahun legisasi. Bahkan politikus Partai Demokrat itu mengarahkan 60 persen aktifitas anggota dewan untuk merumuskan UU.
Buruknya kinerja anggota parlemen itu menurut Lucius karena anggota DPR terlalu sibuk dengan riak dan huru hara politik. Kesibukan mengurusi persoalan-persoalan politik yang memang cukup bergejolak sepanjang 2012, menurutnya membuat anggota DPR kurang fokus menyelesaikan tugasnya di DPR.
Selain itu, manajemen persidangan yang buruk juga menyebabkan banyak waktu terbuang. Seperti persoalan kehadiran anggota yang membuat persidangan kerap molor. Tak hanya itu, kebiasaan anggota dewan menargetkan jumlah yang terlalu bombastis untuk merampungkan RUU dinilai Lucius harus diubah.
"Selalu nyaris lebih dari 60 RUU ditargetkan setiap tahun. Itu ketinggian, harus realistis lah," paparnya.
Pada 2013 nanti, Lucius memperkirakan produktivitas legislasi akan semakin jeblok. Karena DPR akan mulai fokus dengan Pemilu 2014. Menurutnya, keriuhan politik menjelang pemilihan umum legislatif dan pemilu presiden akan mengakibatkan kurang maksimalnya kinerja anggota parlemen. Dari 70 RUU yang dimasukkan dalam Prolegnas 2013, diperkirakan setengah diantaranya tidak akan bisa dirampungkan.