REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, mengecam tindakan penembakan terhadap anggota Brimob yang sedang berpatroli di Desa Kalora, Kabupaten Poso, Kamis (20/12). Ia mengatakan, tindakan para pelaku sangat tidak berprikemanusiaan.
"Sangat-sagat tidak berperikemanusiaan. Mereka sudah tidak punya hati nurani lagi terhadap kemanusiaan," katanya usai memimpin gelar pasukan pengamanan Natal dan Tahun Baru di halaman Kantor Gubernur Sulteng di Kota Palu, Jumat.
Gubernur mengaku bertanya-tanya apakah para pelaku itu memang kelompok-kelompok yang punya keyakinan berbeda atau kelompok yang sengaja menciptakan suasana yang tidak aman di Wilayah Poso.
Ia juga mengaku bertanya-tanya apakah betul para pelaku itu berasal dari kelompok JAT (Jamaah Ansharut Tauhid), sebab mereka sangat terampil dan jitu dalam menembak.
Akibat penyerangan sekelompok sipil bersenjata itu, tiga personel Brimob Polda Sulteng tewas, dan tiga lainnya mengalami luka dan kini masih dirawat di RSU Bhayangkara Palu.
Ketiga korban tewas itu adalah Briptu Ruslan, Briptu Winarto dan Briptu I Wayan Putu Ariawa dan yang masih dirawat adalah Briptu Siswandi Yulianto, Briptu Lungguh Unggara dan Briptu Ekawijaya Sumarno.
Gubernur atas nama pribadi, keluarga dan pemerintah serta masyarakat Sulteng menyatakan belasungkawa yang mendalam kepada para keluarga korban dan keluarga besar Polri atas gugurnya tiga anggota Polri dalam tugas.