REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Masalah infrastruktur, salah satunya jalan, merupakan salah satu faktor yang menghambat pembangunan di wilayah Sumatra. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, di ruang VIP Bandara Polonia, Medan, Rabu (20/12).
Menurut Hatta, saat ini, sejumlah ruas jalan di jalan lintas barat, tengah maupun timur di Pulau Andalas, masih belum memadai.Rusaknya jalan-jalan tersebut tak lepas dari tingginya frekuensi perjalanan kendaraan, baik pengangkut penumpang maupun barang.
"Sebagian besar jalan tak mampu menanggung beban kendaraan yang terkadang melebihi batas," ujar Hatta. Akibatnya, jalan menjadi cepat rusak.
Oleh karena itu, Hatta menilai pembangunan jalan baru mutlak perlu dilakukan. Jika tidak, kata dia, maka jalan yang ada saat ini sudah pasti tidak mampu menjawab tingginya pertumbuhan ekonomi Sumatra. Terlebih, pemerintah ingin mengurangi beban logistik dari kisaran 14 persen saat ini menjadi 10 persen di 2014.
Hatta menambahkan, hasil rapat kabinet dua pekan silam telah memutuskan, dalam mengakselerasi pembangunan di 2013, penugasan terkait jalan tol diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Hutama Karya. Hutama Karya adalah BUMN di bergerak bidang konstruksi.
Target utama pembangunan jalan di Sumatra adalah pembangunan jalan highway high grade sepanjang 2700 kilo meter dari Aceh hingga Lampung dengan nilai investasi Rp 80 sampai Rp. 90 triliun. Jalan itu, kata Hatta, akan mengambil trek antara jalan lintas barat dan tengah Sumatra.