Kamis 20 Dec 2012 13:20 WIB

BMKG: Waspadai Petir di Musim Pancaroba

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Dewi Mardiani
Petir, ilustrasi
Foto: indiequill.wordpress.com
Petir, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya sambaran petir di musim pancaroba seperti sekarang. Kewaspadaan itu, terutama bagi petani maupun masyarakat yang biasa beraktivitas di lapangan.

Kepala BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Efendi, mengungkapkan, selain mengandung uap air, awan pembawa hujan (cumulus nimbus) juga mengandung muatan-muatan listrik. Menurut dia, muatan listrik itulah yang nantinya akan menimbulkan petir.

ciri-ciri awan cumulus nimbus, terang Efendi, warnanya hitam, gelap, dan terlihat rendah. Jika ada awan tersebut, maka biasanya akan turun hujan deras yang disertai petir dan angin. ‘’Kalau sudah melihat awan seperti itu, maka harus waspada,’’ ujar Efendi, Kamis (20/12).

Efendi mengatakan, jika melihat awan seperti itu, maka para petani yang sedang berada di areal persawahan maupun warga yang berada di ruangan terbuka, sebaiknya bergegas pulang ke rumah tanpa harus menunggu hujan turun terlebih dulu. Hal tersebut dikarenakan sambaran petir kapanpun dapat mengancam keselamatan mereka.

Tak hanya itu, tambah Efendi, baik petani maupun warga lainnya, diimbau untuk tidak berlindung di bawah pohon saat hujan turun. Pasalnya, pohon sangat berpotensi untuk tersambar petir. Jika hal itu terjadi, maka siapapun yang berlindung di bawah pohon akan ikut terkena sambaran petir. ''Sifat petir akan mencari benda-benda yang posisinya tinggi,'' tutur Efendi.

Efendi menjelaskan, musim pancaroba kali ini diprediksi akan berlangsung lebih lama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, musim hujan tahun ini ada kemunduran. Menurut Efendi, musim pancaroba diprediksi akan berlangsung hingga minggu pertama dan kedua Januari 2013. Padahal biasanya, bulan Januari sudah mulai memasuki puncak musim hujan. ''Musim pancaroba ditandai dengan kondisi cuaca yang tidak menentu,'' kata Efendi.

Berdasarkan pantauan, kondisi cuaca di wilayah Indramayu dan Cirebon saat ini memang tidak menentu. Cuaca yang panas terik di pagi dan siang hari, bisa berubah tiba-tiba menjadi mendung pekat dan hujan deras yang disertai angin dan petir.

Sementara itu, sambaran petir sudah mulai memakan korban. Sebanyak lima orang petani yang sedang berteduh di sebuah gubug di lokasi hutan petak 10, Desa Sukaslamet, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu, tersambar petir, Rabu (19/12) sekitar pukul 16.00 WIB. Dari lima orang petani itu, dua di antaranya tewas seketika. Korban mengalami luka bakar pada bagian kepala dan badannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement