REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Musibah tanah longsor yang terjadi di lima di Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar,Jawa Tengah, masih menyisakan misteri. Soalnya, di salah satu titik lokasi sana, ditemukan 'helm cakil'. Barang itu berada di tengah longsor terparah hingga menutup jalan.
Relawan tim gabungan dari SAR, BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan aparat kepolisian, penasaran dengan helm model monyong mirip mulut tokoh dunia pewayangan 'Buto Cakil' tersebut. Sehingga menimbulkan tanda-tanya besar.
"Masih adakah korban tertimbun tanah ditengah jalan?. Lalu helm tersebut milik siapa?". Pertanyaan itu, hingga kini belum terjawab.
Meski sudah jelas diinformasikan, hanya satu korban tewas bernama Wagiyem (50 tahun). Istri Ngatman (53), warga Dusun Margorejo, RT 004, RW 014, Desa Jatiyoso, Kecamatan Jatiyoso, Karanganyar, ditemukan jasadnya kemarin (Rabu 19/12) di Desa Margorejo. Korban ditemukan karena tertimpa rumah dan tanah longsor.
Namun, hingga kini misteri ditemukan helm berada sekitar lumpur yang menutup jalan utama Jatiyoso ke Matesih. Tepatnya, Desa Pacet, masih menjadi perbincangan hangat warga sekitar maupun tim relawan.
Pasalnya, tempat kejadian jalan longsor jauh dari pemukiman penduduk. Apalagi, dengan Desa Margorejo karena jaraknya empat kilometer ke arah Timur.
Elis (40), warga Karangsari yang setiap hari melintasi jalur utama Jatiyoso menuju Matesih mengaku mendapatkan informasi tentang keberadaan helm di sektar runtuhan tanah itu oleh warga dan juga Tim SAR.
Namun, ia juga berpikir helm itu milik siapa. Dan, adakah korbannya. Mengingat, areal tanah longsor cukup panjang dan tinggi. "Bisa jadi ada orang yang lewat tiba tiba terkubur," pikir Elis.
Hingga kini, belum ada yang mengaku kehilangan anggota keluarganya maupun mengakui helm tersebut. Meski korban tewas dirilis hanya satu orang. Namun, siapakah pemilik helm tersebut, hingga kini masih misteri.
Seperti dketahui, bencana longsor yang terjadi di beberapa titik di Kecamatan Jatiyoso, Selasa (18/12) bukan hanya menewaskan satu orang. Namun, juga menutup akses jalan Jatiyoso – Matesih.
Warga harus memutar puluhan kilometer untuk menuju Matesih. Hingga kini, ada empat titik longsor masih menutup jalan tersebut dan belum dibersihkan karena masih menunggu alat berat.