Selasa 18 Dec 2012 19:44 WIB

Serangan Flu Burung di Jepara Meluas

Petugas memusnahkan unggas-unggas dan kandangnya di RW 6, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas memusnahkan unggas-unggas dan kandangnya di RW 6, Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (9/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,JEPARA--Serangan virus flu burung (Avian Influenza) terhadap unggas di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, semakin meluas dan mengakibatkan ribuan unggas mati mendadak.

Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara Wasiyanto melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Susatyo Budi Yahono di Jepara, Selasa, laporan unggas mati mendadak tidak hanya terjadi di Desa Karangrandu dan Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan, melainkan sudah menyebar ke Desa Manyargading dan Batu Kali, Kecamatan Kalinyamatan.

Ia memperkirakan kasus tersebut bisa meluas hingga Kecamatan Welahan. Untuk itu, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara melakukan pemantauan sejumlah peternakan unggas mulai dari Kecamata Kalinyamatan hingga Welahan.

Ia berharap masyarakat tidak segan melaporkan setiap terjadi kasus unggas mati mendadak, agar petugas bisa melakukan upaya sterilisasi dan pemusnahan sejumlah unggas warga yang masih hidup guna memutus rantai penularan virus. ''Kami juga meminta kewaspadaan masyarakat, terutama di desa yang ditemukan kasus flu burung," katanya.

Unggas yang mati mendadak, pertama kali muncul di Desa Karangrandu, Kecamatan Pecangaan pada Minggu (10/12) dan Senin (11/12), kemudian terjadi pula di Desa Gerdu, Kecamatan Pecangaan.

Hanya saja, jumlah unggas yang mati di Desa Karangrandu positif tetelo (Newcastle Diseases/ND) dan negatif flu burung atau Avian influenza (AI).

Kematian unggas di Desa Gerdu yang berjumlah 216 ekor, sebagian positif AI dan sebagian tetelo.

Dengan meluasnya kasus unggas mati mendadak, dia memperkirakan, kematian unggas sudah mencapai ribuan ekor.

"Hanya saja, kami belum mengetahui data pastinya untuk setiap daerah yang terjadi kasus unggas mati mendadak," katanya.

Untuk memastikan virus flu burung tersebut tidak menular ke manusia, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Jepara berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara.

Ia berharap masyarakat ikut serta mendukung pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus flu burung dengan cara mengandangkan unggas dan rajin menjaga kebersihan kandangan."Kami juga memberikan disinfektan kepada peternak unggas," katanya.

Terkait dengan kasus flu burung di Jepara, Balai Penyidikan Penyakit Veteriner (BP2VT) Jawa Tengah dan Yogyakarta mengambil sampel unggas yang mati mendadak pada Sabtu (15/12). "Sedangkan hasilnya harus menunggu dua pekan ke depan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement