REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat kembali membantah isu perpecahan di partai pemenang pemilu 2009 tersebut disebabkan oleh adanya persaingan antarfaksi di internal Partai Demokrat. Isu itu menyatakan perpecahan itu muncul setelah pelaksanaan Silaturahmi Nasional (Silatnas) akhir pekan yang lalu.
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Demokrat, Marzuki Alie, menegaskan soal bantahan itu. Dikatakannya, tidak ada perpecahan di internal partai. Selama ini, kata dia, ada anggapan yang salah bahwa ada Faksi Marzuki Alie, Faksi Andi Mallarangeng, dan Faksi Anas Urbaningrum.
“Justru Demokrat makin solid. Faksi itu kalau Saya, Andi, Anas berseberangan. Kami tidak pernah berseberangan, selalu bersama-sama,” ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/12).
Dia mengungkapkan, munculnya isu adanya faksi-faksi di internal Demokrat, karena ada orang-orang kalangan bawah partai yang tidak mengerti perjalanan sejarah Demokrat, sehingga kemudian mengelompokkan kubu-kubu tertentu.
“Ini yang menurut kami tidak baik. Itu juga kami telah diperingatkan oleh Ketua Dewan Pembina jangan ada lagi pengelompokan. Kami pimpinan tidak merasa ada itu,” tambah Marzuki.
Mantan Sekjen DPP Partai Demokrat ini menilai bahwa merupakan hal yang wajar jika ada kekurangan-kekurangan semasa kepemimpinan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum. Hal itu termasuk adanya rotasi di lingkaran DPP Partai Demokrat yang seolah-olah menimbulkan polemik.
“Kalau terjadi ketidaksesuaian, ketidakpasan di dalam DPP itu kewenangan DPP. Bisa saja dalam perjalanan ada yang suka ada yang tidak suka, ada yang mendukung tidak mendukung, dalam politik itu biasa. Tetap menurut saya, itu dinamika saja,” ungkapnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
