Jumat 14 Dec 2012 11:20 WIB

Presiden Didesak Protes Keras ke Malaysia

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Djibril Muhammad
Former Indonesian president BJ Habibie shows Edward Warner Award medal he recieves during Golden Jubilee of The International Civil Aviation Organization (ICAO) in Montreal, Canada, this month. ICAO recognizes Habibie as an expert who contributes to the wo
Foto: Antara/Agus Bebeng
Former Indonesian president BJ Habibie shows Edward Warner Award medal he recieves during Golden Jubilee of The International Civil Aviation Organization (ICAO) in Montreal, Canada, this month. ICAO recognizes Habibie as an expert who contributes to the wo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penghinaan mantan menteri penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin kepada Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie tidak bisa dibiarkan. Sejarawan Universitas Indonesia Anhar Gonggong mendesak Presiden SBY untuk bertindak keras dalam menyikapi penghinaan itu.

Apalagi Presiden bakal melakukan lawatan ke Malaysia pada pekan depan. Sehingga sudah pada tempatnya dan momennya pas bagi Presiden untuk mengajukan protes kepada Perdana Menteri Najib Razak.

Meski Zainuddin mengatasnamakan pribadi, kata Anhar, namun pemerintah jangan mau terlena dengan alasan itu. Apalagi Malaysia terus mencari gara-gara dan selalu melecehkan bangsa Indonesia, mulai dari kasus pemerkosaan TKW hingga klaim berbagai budaya Indonesia.

"Kalau saya jadi Presiden, saya akan protes keras. Malaysia terus melecehkan dan tidak menghormati Indonesia," kata Anhar di gedung Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jumat, (14/12).

Menurut dia, tindakan Zainuddin yang tidak mau meminta maaf kepada Habibie jelas telah melecehkan bangsa Indonesia. Kalau Indonesia tidak ingin terus direndahkan, saran dia, sudah saatnya Presiden menunjukkan rasa ketidaksukaan ketika berada di Malaysia.

Pasalnya, jika setingkat mantan presiden saja dihina, apalagi TKI yang bekerja di Negeri Jiran yang tentu lebih direndahkan. "Presiden harus tegas. Jika tidak, Malaysia bakal terus berulah," tandas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement