Kamis 13 Dec 2012 17:19 WIB

Pemkot Surabaya: Hapus Stigma Negatif terhadap ODHA

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Peduli HIV/AIDS
Foto: Antara
Peduli HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Stigma negatif yang kerap dimunculkan kepada penderita HIV-AIDS dinilai bentuk diskriminatif masyarakat kepada orang dengan penderita HIV-AIDS (ODHA). Karena itu stigma negatif dan diskriminatif ini harus menjadi perhatian pemerintah agar presepsi buruk dapat segera dihapus.

Pandangan itu diungkapkan Wakil Wali Kota Surabaya Bambang DH, saat memimpin rapat koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Ruang Sidang Wali Kota, Kamis (13/12). Wakil Wali Kota menyayangkan jika sampai sekarang masih ada masyarakat yang mengucilkan ODHA (sebutan bagi penyandang HIV-AIDS).

Pasalnya, Bambang mengaku baru mendapat laporan adanya penolakan warga atas ODHA yang terjadi di wilayah Surabaya Selatan. “Itu stigma yang harus dihapuskan. Bahwa tidak benar penderita AIDS diperlakukan seperti itu,” ucapnya.

Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Esty Martiana Rachmi menyatakan, stigma negatif ODHA itu didominasi oleh dua alasan, yakni bahwa penyakit HIV-AIDS sangat menular dan penderita memiliki moral yang jelek.

Asumsi itu disangkal oleh Esty. Menurutnya penyakit TBC jauh lebih menular dibandingkan HIV-AIDS. “Penularan HIV-AIDS hanya bisa terjadi melalui hubungan badan, atau pertukaran cairan maupun darah,” paparnya.

Sementara anggapan tentang moral jelek tidak sepenuhnya benar. Dia mencontohkan kasus anak yang terlahir dengan virus mematikan itu, dimana virus tersebut ‘warisan’ dari orang tuanya.

Si anak bukanlah seorang yang berdosa. Serta ibu rumah tangga tertular HIV-AIDS dari suaminya tanpa sepengetahuannya. “Pemahaman seutuhnya perlu diberikan kepada masyarakat agar mereka mempunyai persepsi yang jelas,” kata Esty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement