Rabu 05 Dec 2012 21:14 WIB

Yahudi AS Bicara Toleransi

Rep: Fenny Melisa/ Red: Karta Raharja Ucu
Potret toleransi beragama di Indonesia
Foto: Edwin/Republika
Potret toleransi beragama di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Manusia secara alamiah merasa lebih nyaman berkumpul dan berkomunikasi dengan orang yang sama dengan dirinya, kata Direktur The Dialogue Institute, Temple University USA, Dr. Racelle Weimen.

Pernyataan Weimen itu disampaikan saat memberikan kuliah tentang toleransi di hadapan 200 mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok. Warga Negara Amerika keturunan Yahudi itu mengangkat tema 'Teaching Tolerance and Facing Prejudice: Case Studies and Role Model' dalam diskusi terbuka tersebut.

"Karena manusia biasanya takut untuk berubah. Mengenal, bahkan hidup bersama orang yang tidak sama dengan dirinya, menjadi tantangan yang sulit. Sehingga akhirnya menimbulkan prasangka," ujar Racelle  pada rilis yang diterima ROL, Selasa (5/12).

Manusia, tutur Racelle, cenderung melakukan kategorisasi. "Manusia sering lupa sebenarnya antara manusia dengan manusia yang lainnya, sama berasal dari Adam dan Hawa dalam perspektif teologi," kata wanita yang lebih dari 25 tahun menyusun berbagai model pembelajaran metode toleransi antar manusia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement