REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kerugian akibat bencana puting beliung di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunung Puyuh, Kota Sukabumi, mencapai sekitar Rp 300 juta. Besarnya kerugian tersebut disebabkan banyaknya rumah yang rusak akibat bencana itu.
Data Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Penanggulangan Bencana (Dinsostek PB) menyebutkan, bencana yang terjadi pada Kamis (29/11) siang tersebut mengakibatkan sebanyak 17 unit rumah dan tiga fasilitas umum rusak. Selain merusak rumah dan sarana umum, angin kencang juga menumbangkan tiang listrik dan sejumlah pohon.
‘’Jumlah kerugian ditaksir sebesar Rp 300 juta,’’ ujar Kepala Bidang Penanggulangan Bencana, Dinsostek PB Kota Sukabumi, Hendra Resmanda, Jumat (30/11). Penghitungan kerugian didasarkan pada banyaknya rumah yang rusak.
Diterangkan Hendra, kebanyakan rumah rusak berada di Kompleks Perumahan Assyifa yakni sebanyak 11 unit. Sementara sebanyak enam unit rumah lainnya berada di perkampungan Pasir Pogor RT 04 RW 08.Tiga bangunan sarana umum yang rusak adalah sekolah pendidikan anak usia dini (PAUD) dan sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) umum.
Fasilitas umum lainnya yang rusak adalah podium gedung olahraga.Hendra mengungkapkan, rata-rata rumah warga mengalami kerusakan ringan dan sedang. Misalnya genteng berjatuhan terkena terjangan angin kencang. Sementara rumah yang rusak berat hanya satu unit karena tertimpa pohon tumbang.
Ditambahkan Hendra, Pemkot Sukabumi telah memberikan bantuan darurat kepada para korban. Bantuan tersebut berupa makanan dan selimut.‘’Pemkot juga menyediakan bantuan bahan material untuk rehabilitasi rumah,’’ ujar Hendra. Bantuan ini khususnya diberikan kepada satu unit rumah yang rusak berat.
Ke depan lanjut Hendra, Pemkot meminta warga Sukabumi untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi bencana. Khususnya, ketika terjadi hujan deras yang disertai dengan angin kencang.
Salah seorang warga yang rumahnya tertimpa pohon, Cecep (33 tahun), menerangkan bencana puting beliung terjadi pada saat turun hujan yang cukup deras. ‘’Sebelum pohon roboh, kami sekeluarga sudah keluar rumah,’’ ujar dia. Hal ini kata Cecep, dilakukan karena keluarganya sudah khawatir ada bencana. Terlebih, peristiwa tumbangnya pohon sudah pernah terjadi sebelumnya.