Selasa 27 Nov 2012 08:26 WIB

Anak Korban Longsor Cilebut Butuh Peralatan Sekolah

Rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Republika/Musiron)
Rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Republika/Musiron)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sedikitnya ada 22 anak korban longsor Cilebut yang tinggal di pengungsian tidak bisa bersekolah karena tidak memiliki peralatan atau perlengkapan belajar.

"Sudah lima hari libur sekolah. Kami tidak bisa sekolah karena tidak punya buku pelajaran, sepatu dan pakaian seragam," kata Aril (3) siswa kelas III SD Negeri Petaunan, Cilebut, saat ditemui di tempat pengungsian, Selasa.

Aril mengatakan, di pengugsian dia tinggal bersama lima temannya yang juga bersekolah di SD Negeri Petaunan. Mereka belum bisa masuk sekolah karena belum memiliki sepatu sekolah, tas, dan buku-buku pelajaran.

"Sudah ada yang kasih baju seragam merah putih, tapi kami belum punya sepatu, tas, dan buku-buku untuk belajar," timpal Angel siswa kelas 5 SD Negeri Petaunan.

Dari data BPBD setempat, anak-anak yang menjadi korban longsor terdapat 22 orang terdiri dari 11 SMP, tiga orang SMA dan sembilan orang SD.

Menurut Linda, orang tua Aril, anak-anak korban longsor, mengaku sudah mendapat dispensasi dari pihak sekolah untuk tidak ikut sekolah sementara waktu.

Ia mengatakan pihak sekolah juga sudah datang melihat kondisi anak-anak di tempat pengungsian dan memberi bantuan seragam sekolah.

"Tapi ya seragam yang ada baru merah putih, sementara baju olah raga, pramuka dan batik kami sudah tidak punya lagi. Belum buku-buku dan peralatan belajar serta sepatu kami mau beli pake apa," katanya.

Linda mengharapkan anak-anaknya bisa secepatnya sekolah dan tidak ketinggalan pelajaran karena sudah libur selama di pengugsian.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement