REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Banjir yang rutin terjadi di Jakarta tidak hanya merugikan warga, tetapi juga pengelola bus Transjakarta.
Operasional moda transportasi massal ini selalu terganggu setiap kali banjir datang.
"Kerugian materi pasti, tapi yang jelas puluhribuan penumpang per harinya tidak terangkut," kata M Akbar, Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, Ahad (25/11).
BLU Transjakarta, lanjut Akbar, telah melakukan evaluasi dan penandaan pada beberapa lokasi yang dilewati bus Transjakarta dan setiap kali musim hujan selalu digenangi air. Dipastikan Koridor III (Kalideres-Pasar Baru) selalu terganggu dan kerap lumpuh jika banjir melanda.
Sebab, menurut Akbar, kondisi jalan di sepanjang koridor terutama Jalan Daan Mogot sangat buruk. Akibatnya saat musim hujan wilayah itu selalu digenangi air dan tidak bisa dilalui bus Transjakarta. Jika bus dipaksakan menembus jalanan yang tergenang air, dikhawatirkan mesin kendaraan akan mengalami kerusakan.
"Sekitar 40.000 penumpang tidak terangkut kalau koridor III lumpuh. Makanya kalau sudah musim hujan kami siapkan pengalihan jalur bagi penumpang dari dan ke arah Kalideres," ungkap Akbar.
Namun, ditegaskannya, BLU Transjakarta tidak bisa melakukan upaya selain pengalihan rute sementara. Sebab, perbaikan jalan dan pengendalian banjir menjadi wewenang instansi lain.
Karena itu, upaya koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta menjadi satu-satunya solusi agar kondisi jalan dan saluran air di sisinya bisa segera diperbaiki.