Sabtu 24 Nov 2012 16:21 WIB

Jokowi Kucurkan Dana Bantuan Rp 40 Juta

Rep: Rachmita Virdani/ Red: Dewi Mardiani
Tanggul yang jebol menyebabkan banjir di Kampung Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (24/11) pagi
Tanggul yang jebol menyebabkan banjir di Kampung Makasar, Jakarta Timur, Sabtu (24/11) pagi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memberikan bantuan materi berupa uang guna perbaikan tanggul di Kampung Makasar, Jakarta Timur. Hal ini ia lakukan saat mengunjungi korban banjir di Kampung Makasar hari ini, Sabtu (24/11).

Bantuan tersebut diberikannya setelah ia mendengar banyak keluhan dari sejumlah warga atas jebolnya tanggul yang terletak di RW 7, Kampung Makasar, Kelurahan Pinang Ranti, Jakarta Timur. Akibat dari jebolnya tanggul, banjir yang melanda Kampung Makasar sejak semalam itu tingginya sempat mencapai satu meter. "Nanti, saya kasih bantuan ke RW," katanya.

Akhirnya Jokowi memberikan bantuan perbaikan tanggul jebol berupa uang tunai sebesar Rp 25 juta beserta beras kepada pengurus RW 7, Kampung Makasar. Alasannya bila diberikan kepada Ketua RW, maka akan mudah mengakomodir bantuan kepada masing-masing warga.

Setelah itu, Jokowi pun menyambangi lokasi banjir di RW 5 Kampung Makasar. Di sana ia kembali memberikan bantuan berupa cek senilai Rp 15 juta kepada Ketua RW 5. Dana bantuan tersebut diakuinya berasal dari kantong pribadinya, namun ia enggan untuk menyebutnya.

Jokowi pun mengaku akan mengunjungi GOR Kampung Makasar yang kini dipenuhi pengungsi. Jokowi akan mengecek langsung distribusi bantuan di GOR tersebut.

"Saya nanti cek, kalau belum nanti saya perintahkan camat, lurah, wali kota. Yang namanya logistik harus terdistribusi dengan baik dan saya ini bawa uang dan beras kalau perlu nanti lapangannya tanggulnya lagi turut saya kerjain," imbuhnya.

Jokowi menyatakan menemukan sejumlah permasalahan dalam penanganan banjir di lapangan. Seperti kurangnya koordinasi di lapangan mulai dari perahu karet hingga logistik. Begitu pula dengan  sungai-sungai utama dan Kanal Banjir Timur belum masuk terkoneksikan. Hal ini memerlukan waktu serta proses.

"Pengerukan sungai kecil dan sedang, tolong dicek di posko, ada tapi nggak sampai ke masyarakat. Perahu karet belum sampai, langsung telepon BPBD, distribusi logistik juga banyak belum sampai ke masyarakat," sebutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement