Jumat 23 Nov 2012 18:58 WIB

Feedloter Keberatan Serap 80 Persen Sapi Peternak

Rep: Dwi Murdaningsih/ Red: Fernan Rahadi
Daging sapi (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Daging sapi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha penggemukan sapi atau feedloter keberatan jika harus menyerap sebanyak 80 persen sapi rakyat.

Direktur Eksekutif Asosiasi PRodusen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Joni Liano mengatakan target itu terlalu tinggi karena peternak Indonesia bersifat tradisional dan baru menjual ternaknya jika diperlukan.

"Mereka (peternak) jual sapi suka-suka mereka, butuh uang baru dijual," ujarnya.

Tahun ini, dengan jumlah penduduk 244 juta orang, kebutuhan daging sapi mencapai 509,89 ribu ton. Sebanyak 80 persen ditargetkan berasal dari dalam negeri. Populasi ternak yang ada saat ini 17,94 juta ekor dengan potensi sapi jantan sebanyak 1,54 juta dan sapi betina 1,403 juta ekor.

Feedloter ditargetkan bisa menyerap setidaknya 1,317 juta ekor sapi jantan dan 1,122 juta ekor sapi betina. Satu ekor sapi jantan dianggap berbobot 173,53 kilogram. Sementara sapi betina dianggap setara dengan 160,87 kg daging.

Pada tahun 2013, pemerintah menargetkan kuota impor daging berkurang menjadi 13 persen. Sedangkan pada 2014 kuota impor daging dikurangi lagi hingga 10 persen saja.

Perusahaan penggemukan, kata Joni biasanya menyerap sapi yang datang dari Australia setelah digemukkan sekitar 5-6 bulan. Periode penggemukan itu dianggap sebagai masa jual yang sudah memenuhi nilai ekonomis.

Ia menjelaskan jika pengusaha penggemukan sapi enggan menjual ternaknya jika baru dihemukkan selama 2-3 bulan. Joni mengatakan hal ini kerap kali menimbulkan kesalahpahaman pengusaha 'menyimpan' sapi sehingga terjadi kelangkaan di pasaran.

"Kita nggak mau jual sapi yang baru digemukkan 2-3 bulan. Nggak ada dagingnya, tidak ekonomis," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement