Jumat 23 Nov 2012 11:04 WIB

Kemenhub Upayakan Transport Alternatif untuk Bogor-Jakarta

   Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)
Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR--Kementerian Perhubungan akan mengupayakan penyediaan transportasi alternatif bagi penumpang kereta api dari Bogor yang mengalami kesulitan akibat tanah longsor. Rencana itu disampaikan Wakil Menteri Perhubungan, Bambang Susantono.

"Kita (Kemenhub) sedang mengupayakan untuk menyediakan transportasi alternatif, seperti Bus Damri atau sejenisnya agar penumpang dari Bogor terakomodir," katanya.

Wamenhub mengatakan, siang ini pihaknya akan menggelar rapat dengan Pemerintah Daerah, Organda dan sejumlah pihak terkait untuk membahas rencana penyediaan transportasi alternatif tersebut.

"Karena yang lebih tahu wilayah adalah Pemerintah Daerah, dan trayek-trayek itu Organda. Kita upayakan agar transportasi alternatif ini tidak menganggu trayek yang sudah ada," katanya.

Menurut Wamenhub, bus alternatif tersebut diupayakan tidak mengganggu trayek yang ada dan sifatnya insidental selama perbaikan jalur rel berlangsung.

"Kita upayakan jangan sampai transportasi alternatif ini menggangu trayek yang ada. Misalnya bus ini menghubungkan Bogor dengan Depok. Karena tidak mungkin bus ini melewati Bojong karena sudah sangat sempit dan krodit jalannya," kata Wamenhub.

Wamenhub menyebutkan, keputusan penyediaan transportasi alternatif bagi penumpang dari Bogor akan diketahui usai rapat nanti. Dan dalam waktu cepat akan direalisasikan.

"Baik itu jumlah, dan rutenya dimana saja. Semua akan kita bahas bersama siang ini. Semoga secepatnya bisa teratasi," ujar Bambang.

Bambang menambahkan, upaya perbaikan rel yang amblas karena longsor akan dilakukan secepatnya. Namun, langkah tersebut akan dilakukan lebih selektif mengingat lokasi yang longsor cukup parah sehingga mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang lagi.

"PT KAI sedang mengupayakan agar pengembalian rel dapat secepatnya dilakukan. Minimal penimbunan terlebih dahulu, agar satu rel dapat dilalui dan perjalanan KRL Bogor-Jakarta kembali pulih," katanya.

Sementara itu, putusnya rel di antara Stasiun Cilebut dan Bojong yang berdampak pada pembatalan perjalanan di Stasiun Bogor membuat sejumlah penumpang KRL dari Bogor mengeluh.

Endang (19,) warga Bogor Barat, mengaku terbebani dengan adanya gangguan perjalanan kereta tersebut. Ia terpaksa mengeluarkan anggaran lebih untuk bisa berangkat kerja di Jakarta.

"Beban juga sih mbak, terpaksa naik kereta dari Bojong. Sementara ongkos angkot ke Bojong mahal bener Rp10.000 belum lagi padat penumpangnya dan untuk kesana macet," keluhnya.

Selain terbebani dengan biaya perjalanan yang bertambah, Endang juga mengeluhkan dirinya harus terlambat berangkat kerja karena gangguan transportasi tersebut. "Saya berangkat pagi jam 5. Tapi tetap terlambat juga," kata pegawai di salah satu hotel di Jakarta tersebut.

sumber : Antara

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement