REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Firman Subagyo mengatakan, pemerintah harus mencermati permainan para kartel daging. Permintaan itu terkait dengan kelangkaan daging sapi di pasaran.
Menurut Firman, para kartel itu sengaja melakukan design terjadinya kelangkaan daging dengan harapan pemerintah memberikan izin agar daging yang sudah diimpor tapi tak bisa dilempar ke pasar bisa digunakan untuk menutupi kelangkaan daging.
"Masalah daging, kita harus waspada dengan pemainan kartel. Sekarang ini ada 118 kontainer daging dari Australia yang akan direeksport karena akibat salah prosedur dalam melakukan impor dan barang sudah divonis oleh pemerintah untuk di reeksport. Pemerintah diminta waspadai permainan kartel tersebut," kata Firman Subagyo di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.
Dengan adanya vonis pemerintah itu, tentunya pengusaha tidak mau rugi karena reeksport menyangkut cost. "Kami harus hati-hati, jangan sampai kekosongan daging didesign oleh mereka (kartel) dan seolah didesign terjadi kelangkaan dan kemudian daging yang akan direeksport itu akhirnya pemerintah membuat kebijakan daging itu tidak jadi direeksport dan digunakan untuk menutupi kelangkaan daging. Ini trik-trik mereka," kata politisi Partai Golkar itu.
Kelangkaan daging ini, lanjut dia, sama halnya dengan kelangkaan kedelai, dimana ketika ada permintaan dan stoknya dikendalikan oleh mereka, artinya terjadi kegoncangan di pasaran, kegoncangan di pasaran itu didesain seperti kelangkaan kedelai. Ketika pasar kosong, terjadi gejolak.
"Importir berbondong-bondong dan minta kepada pemerintah, lalu pemerintah mengabulkan karena tak ingin disalahkan oleh masyarakat, lalu memberikan bea masuk nol dan akhirnya yang rugi adalah negara dirugikan," sebut Firman.
Ia menyebutkan, pada saat terjadi kelangkaan kedelai, negara rugi sebesar Rp400 miliar dalam waktu 4 bulan (September-Desember) "Dagingpun seperti kedelai. Perilaku ini perlu dicermati pemerintah," kata dia.
Untuk mengantisipasi permainan kartel, ia meminta kepada pemerintah untuk lebih mengedepankan produksi daging nasional dan juga peningkatan peternak sapi lokal yang bisa menunjang kebutuhan daging dalam negeri.
"Pemerintah tidak bisa mengandalkan pemenuhan kebutuhan daging bagi masyarakat dengan mengimpor. Kami harus mulai memproduksi daging dan sapi di dalam negeri, meningkatkan daya saing peternak-peternak sapi dalam rangka memperkuat posisi daging nasional," kata Firman.
Untuk itulah, Komisi IV DPR RI akan menanyakan kepada Dirjen Peternakan dan stake holder seberapa jauh grand design pemerintah untuk swasembada daging ini. Datanya seperti apa, kekuataannya seperti apa. Lalu minusnya itu baru diimpor. "Sekarang ini grey area dan kita sudah berulangkali ingatkan Kementan untuk tidak mengimpor daging," pungkas Firman.