Kamis 22 Nov 2012 14:59 WIB

Dirut KAI: Perbaikan Rel di Cilebut Butuh Waktu Tiga Minggu

Rep: linda puspaningtyas/ Red: Taufik Rachman
   Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)
Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Longsor di Desa Cilebut Timur RT 03 RW 11 Kecamatan Sukaraja, Cilebut, Bogor yang menyebabkan amblasnya rel kereta membutuhkan perbaikan sekitar 21 hari.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT KAI, Ignatius Jonan kepada wartawan di lokasi kejadian, Kamis (22/11) siang. "Perbaikannya bisa memakan waktu hingga 21 hari," ujarnya. Ia menuturkan perbaikan ini merupakan pemulihan operasi perjalanan KRL.

Kondisi di lapangan saat ini satu rel menggantung karena tanah penyangganya amblas sementara satu rel lagi masih utuh. "Kami mengusahakan dalam dua minggu satu rel yang normal dapat digunakan kembali," kata Ignatius.

Ia mengatakan, proses perbaikan memakan waktu lama karena harus mengembalikan tanah pijakan rel yang amblas sekitar 75 meter. Selain itu penyambungan rel kembali dan pemasangan tiang listrik aliran atas yang menjalankan KRL.

"Pemulihan listrik aliran atas itu sebentar, tiga hari, tapi yang lama itu mengembalikan kondisi tanah yang sekarang longsor," ucapnya. Pihaknya juga akan melakukan kajian terkait aliran air dari Kali Baru dekat lokasi kejadian yang disinyalir membuat tanah rapuh hingga akhirnya terjadi longsor.

Ignatius menambahkan penguatan tanah sudah dilakukan sebelumnya oleh PT KAI untuk mengantisipasi dari hujan.   "Makanya kita kaji dulu pengaruh aliran air tersebut," kata Ignatius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement