REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG --Jumlah pasokan sapi potong di Kota Bandung dalam sepekan terakhir mengalami penurunan hingga 50 persen. Jika sebelumnya pasokan sapi potong sebanyak 150 ekor, maka sejak sepakan lalu turun tinggal 70 ekor.
"Pasokan sapi potong dari Jateng dan Jatim turun hingga 50 persen," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP), Dedi Mulya kepada para wartawan, Senin (19/11).
Menurut Dedi, penurunan jumlah pasokan sapi potong ke Kota Bandung mulai dirasakan setelah Idul Adha. Ia memperkirakan penurunan jumlah pasokan tersebut karena permintaan pada lebaran haji sangat tinggi. Akibat menurunnya pasokan sapi potong tersebut, imbuh dia, harga daging sapi di pasaran meroket hingga Rp 90 ribu per kilogram. "Normalnya hanya Rp 60 ribu per kilogram," kata dia.
Dikatakan Dedi, sapi potong yang masuk ke Kota Bandung 40 persen merupakan sapi impor. Sedangkan 60 persennya merupakan sapi lokal dari Jateng dan Jatim. Di Kota Bandung, imbuh dia, tak ada petani yang membudidayakan sapi potong.
Karenan itu, imbuh dia, Kota Bandung sangat tergantung pada daerah lain untuk memenuhi kenutuhan daging sapi. "Paling dekat adalah kiriman dari daerah Cijapati, Kabupaten Bandung. Itupun jumlahnya terbatas," kata dia.
Dedi mengaku tak bisa mengendalikan kenaikan harga daging sapi yang kini dirasakan masyarakat. Pihaknya, lanjut dia, hanya bisa mengimbau agar masyarakat Kota Bandung tak mengonsumsi daging sapi selama harganya melambung.
Ia mengatakan, banyak alternatif pengganti daging sapi seperti daging ayam atau kambing. "Soal melonjaknya harga daging sapi kita tak bisa berbuat banyak. Itu kewenangan pusat," kata dia.