Ahad 18 Nov 2012 12:21 WIB

Seluruh Wilayah Gaza Rawan Serangan Israel

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Chairul Akhmad
Korban yang terluka akibat serangan brutal Israel menunggu perawatan di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza, Palestina.
Foto: Reuters/Ali Hassan
Korban yang terluka akibat serangan brutal Israel menunggu perawatan di Rumah Sakit Asy-Syifa, Gaza, Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sampai saat ini jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan zionis Israel mencapai 46 orang, terdiri dari anak-anak, sejumlah ibu menyusui, dan juga lansia.

Sementara itu, jumlah korban luka-luka mencapai 451 orang.

Staff Humas dan Media Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Zakaria, mengatakan Rumah Sakit Asyifa di Gaza saat ini mengalami kekurangan obat-obatan, karena jumlah korban luka-luka terus bertambah.

Sedangkan, Israel terus menerus melakukan serangan ke Gaza sejak mulai dini hari. "Hampir semua wilayah di Gaza rawan terhadap serangan Israel, bahkan kantor berita dan kantor perdana menteri di Gaza sudah hancur dan rata dengan tanah," ujar Zakaria, Ahad (18/11).

Lebih lanjut, Zakaria menjelaskan bahwa pemerintah Gaza dan Hamas sudah memberikan imbauan untuk tidak mendekat ke Gaza. Karena, hampir seluruh tempat di Gaza rawan diserang oleh Israel.

Sebelum Idul Adha, Israel sudah melancarkan serangan ke Gaza dan menyebabkan satu orang warga tewas. Bahkan, setelah Idul Adha, pada 28 Oktober 2012 Israel kembali melancarkan serangan ke Gaza dan menyebabkan satu orang tewas.

Puncaknya, yakni pada 14 November 2012 lalu, serangan udara dari zionis Israel menyebabkan Komandan Militer Hamas, Ahmad Ja'bari, dan puluhan masyarakat sipil Palestina tewas. Zakaria mengatakan, hal ini tidak hanya  menyangkut masalah agama, namun rasa sosial kemanusiaan.

"Saat ini, pimpinan di negara-negara arab sedang berkumpul untuk membicarakan upaya konsolidasi untuk Palestina. Selain itu, kami juga mengharapkan adanya respons cepat dari pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk peduli kepada warga Gaza," kata Zakaria. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement