Sabtu 17 Nov 2012 19:11 WIB

BPBD Petakan Daerah Rawan Bencana

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Dewi Mardiani
Banjir lahar dingin
Foto: Antara
Banjir lahar dingin

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali mulai melakukan pemetaan daerah rawan bencana alam. Langkah yang dilakukan ini, guna mengantisipasi dan meminimalisasi terjadinya bencana alam, seiring semakin intensitas musim hujan semakin tinggi.

Kepala BPBD Kabupaten Boyolali, Suyitno, kepada wartawan, Sabtu (17/11), mengakui, pemetaan kerawanan bencana terus dilakukan mengingat makin tingginya intensitas hujan di wilayah 'Kota Susu'. Beberapa kerawanan bencana yang patut diwaspadai, khususnya saat musim penghujan adalah banjir, angin dan longsor.

Diakui, khusus untuk tanah longsor kewaspadaan tetap di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. “Longsor tetap di lereng Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Ibaratnya, sudah kayak menjadi 'langganan',” ungkapnya.

Menghadapi musim hujan tahun ini, diakui Suyitno, pihaknya sudah siap menghadapi bencana. Ini karena persiapan yang dilakukan sudah matang. Untuk pemetaan daerah bencana sendiri, seperti, erupsi Gunung Merapi, banjir lahar dingin, banjir dan tanah longsor sudah dilakukan jauh hari. Beberapa wilayah yang patut diwaspadai terutama untuk bencaa banjir lahar dingin adalah Selo, Cepogo, dan Musuk.

Sementara, untuk banjir meliputi wilayah Banyudono, Sawit, Teras, Ngemplak, Juwangi, dan Nogosari. Sedangkan untuk tanah longsor meliputi Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Simo, Klego, dan Sambi.

Wilayah-wilayah tersebut akan mendapat perhatian yang serius. Pihaknya juga terus melakukan sosialisasi ke masyarakat agar lebih waspada. Pemkab juga sudah melakukan kerja sama dengan jajaran TNI dan SAR.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement