REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan terdapat dugaan kalau pelaku percobaan penembakan terhadap Kapolsek Poso Pesisir Utara Inspektur Satu (Iptu) Bastian Taruklabi pada Kamis (15/11) merupakan anggota jaringan teroris Poso.
Jaringan teroris Poso selama ini selalu dikaitkan Kepolisian dengan orang yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Kepolisian yakni Santoso.
Bahkan, Boy membenarkan terdapat dugaan bahwa serangan itu merupakan aksi balas dendam dari kelompok terduga teroris terkait aktivitas polisi yang beberapa waktu belakangan ini menyisir lokasi yang diduga tempat pelatihan teror di kawasan Gunung Biru, Tamanjeka, Poso.
Boy memaparkan insiden percobaan penembakan ini terjadi saat Iptu Taruklabi sedang keluar rumah dinas ingin mengambil kunci motor yang terletak di depan rumah.
Tiba-tiba dia mendengar suara letusan senjata sebanyak dua kali dari arah depan rumah yang terletak di sebelah kiri Markas Polsek Poso Pesisir Utara.
Taruklabi segera mengambil senapan di dalam rumah untuk menjaga diri. Tidak lama kemudian terdengar suara letusan dua kali dari arah yang sama.
"Setelah kejadian tersebut anggota Polsek langsung bersiaga menjaga rumah dinas Kapolsek dan Markas Polsek Poso Pesisir Utara," papar Boy.
Dari hasil olah TKP ditemukan bekas tembakan dan juga sebuah benda yang diduga proyektil peluru kecil di lantai depan rumah Kapolsek.
"Di langit-langit rumah tembus dari ventilasi depan, ditemukan satu benda kecil yang diduga proyektil," kata Boy.