REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota mewaspadai 31 titik atau lokasi di wilayah setempat yang dinilai rawan konflik pada perayaan malam tahun baru Muharam atau Suro yang jatuh pada tanggal 15 November 2012.
"Titik-titik rawan tersebut di antaranya makam tokoh pendiri PSH Terate yang jadi pusat ziarah malam Suro, yakni makam Ki Hajar Hardjo Oetomo di Kelurahan Pilangbango, Kecamatan Kartoharjo, Pasar Sleko dan pertigaan Te'an yang menjadi pintu masuk Kota Madiun dari arah Kabupaten Madiun dan Ponorogo, serta sejumlah titik perbatasan lainnya," ujar Kapolres Madiun Kota, AKBP Adi Deriyan, Rabu (14/11).
Menurut dia, sejumlah titik tersebut dinilai rawan karena merupakan jalur yang dilewati oleh para pesilat anggota Persaudaraan Setia Hati (PSH) Terate saat menjelang kegiatan Suro atau Muharam.
"Untuk mengantisipasi hal-hal yang mendesak, maka pengamanan pada sejumlah titik rawan tersebut akan dipimpin langsung oleh seorang Perwira Pengendali (Padal)," kata Adi.
Selain itu, Polres Madiun Kota juga akan menyiagakan sebanyak 2.560 personel polisi dan gabungan. Petugas pengamanan ini terdiri atas polisi, Brimob dan Polres jajaran sekitar Madiun Kota, serta petugas TNI.
Polres jajaran ini akan melakukan pengawalan pesilat anggota PSH Terate dari titik keberangkatan di daerah masing-masing, berkumpul dan berkegiatan di makam, sampai kembali lagi ke daerahnya masing-masing.
Dia mengaku belum bisa memprediksi jumlah pesilat anggota PSH Terate yang akan melakukan tabur bunga saat berziarah di Kota Madiun. Dari informasi sementara yang didasarkan pada izin panitia pelaksana, peserta nyekar mencapai 5 ribu orang.
"Namun, dari pengalaman tahun lalu, peserta bisa sampai 15 ribu orang. Kalau yang kali ini bisa lebih, bisa juga kurang. Paling banyak diperkirakan dari Magetan," kata AKBP Adi.