Kamis 08 Nov 2012 16:43 WIB

Kronologi 'Anggota Dewan Minta Jatah'

Dahlan Iskan
Foto: Antara/Noveradika
Dahlan Iskan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN, Dahlan Iskan, menuturkan asal muasal persoalan dirinya dengan DPR terkait adanya dugaan oknum Dewan yang meminta jatah kepada BUMN. Dia menyebut persoalannya bermula dari pesan melalui BBM dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dahlan kemudian melaporkan soal oknum DPR meminta jatah tersebut. Karena, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedikitnya sudah 11 kali bicara tentang kongkalingkong dalam berbagai kesempatan.

"Jangan-jangan saya dianggap tidak respon. Akhirnya, saya laporkan bahwa di beberapa BUMN terjadi ada anggota DPR minta jatah," cerita Dahlan.

Dahlan juga sampaikan kepada Presiden bahwa Direksi baru BUMN tidak mau melayani permintaan jatah tersebut. Dia tidak menyebut nama oknum anggota DPR maupun BUMN-nya.

SMS ke Presiden itu di-copy oleh Dahlan untuk dikirim ke Sekretaris Kabinet, Dipo Alam, pada 28 September 2012. Seskab kemudian menerbitkan surat edaran tentang pengawalan APBN 2013-2014. Surat Seskab tersebut ditujukan kepada para menteri dan anggota kabinet serta pimpinan lembaga pemerintah lainnya.

Dalam surat itu, Dipo mengingatkan dan mengajak untuk mencegah praktik kongkalingkong dengan oknum anggota DPR, DPRD, atau rekanan dalam pembahasan perencanaan dan pelaksanaan APBN 2013-2014. Kemudian SMS Dahlan itu di-share Seskab ke semua menteri.

Dahlan kaget ketika tiba-tiba wartawan menanyakan persoalan kongkalingkong di BUMN. "Saya kaget sedetik. Akhirnya, ya sudah lah. Saya jawab saja dan jelaskan," paparnya.

Ketika persoalan itu merebak di media, akhirnya nama-nama oknum anggota DPR yang meminta upeti itu diminta disampaikan ke Badan Kehormatan DPR. "Saya waktu itu bilang ada sekitar 10 orang. Itu artinya bisa 8,9,10,11," ujarnya.

Namun, waktu pertemuan dengan BK DPR, ia menyampaikan dua nama dan lainnya bisa ditelusuri sendiri. ''BK DPR minta tambah nama lagi, ya dikasih lagi sekitar enam nama lagi secara tertulis dalam amplop tertutup.''

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement