REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Menteri Kesehatan, Nafsiah Mboi, mengimbau agar Sulawesi Barat tetap bisa menekan laju angka kelahiran. Imbauan itu dalam rangka memperbaiki mutu anak serta meminimalisasi risiko kematian.
"Angka kelahiran di Sulbar masih sangat tinggi. Ini tentu menjadi masalah karena akan berdampak pada mutu anak," kata Menkes saat berada di Mamuju, Senin (5/11).
Menurutnya, Sulbar memang masih sangat baru dengan jumlah penduduk sekitar 1,1 juta jiwa. Sehingga masih memungkinkan dilakukan penambahan jumlah penduduk.
"Jika kita melihat data angka kelahiran di Sulbar maka jelas program KB (Keluarga Berencana) jelas belum berhasil, dan itu berbahaya. Karena bukan hanya ancaman terjadinya ledakan penduduk, namun juga berimbas pada kesehatan. Apabila ada ibu secara terus menerus melahirkan maka mutu anak maupun mutu kesehatan ibu akan jauh lebih buruk," ujar Nafsiah menjelaskan.
Karena itu, kata Menkes, program KB diharapkan tetap gencar dilakukan dalam rangka menjamin kualitas mutu anak dan mutu kesehatan bagi ibu yang ada di Sulbar. "Kebanyakan kematian ibu melahirkan dan kematian anak akibat terjadinya pendarahan. Pendarahan lebih banyak disebabkan karena volume ibu melahirkan yang kawin muda," ucap Menteri 72 tahun itu.
Di Sulbar, masih kata Menkes, pada 2007 angka kematian ibu melahirkan sempat memasuki zona merah. Namun, dalam satu tahun terakhir ini jumlah kasus kematian ibu melahirkan mulai turun.