REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI akan melibatkan sarana transportasi Kereta Api Listrik (KRL) Jabodetabek untuk mengurangi kemacetan di Ibukota.
"Sebanyak 150 rangkaian gerbong commuter line akan ditambah setiap tahun selama enam tahun berturut - turut," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI, Udar Pristono kepada wartawan, Senin (5/11).
Ia mengatakan, penambahan gerbong juga bertujuan mengurangi para penumpang nakal yang kerap naik di atap kereta.
"Semula dalam satu rangkaian kereta terdiri dari empat. Di masa mendatang akan ditambah menjadi enam gerbong sehingga tidak ada lagi alasan penumpang naik ke atap," ujar Udar.
Selain penambahan gerbong, lanjut Pristono, PT KAI akan merencanakan peningkatan headway KRL. Headway KRL saat ini sekitar tujuh menit dan ditingkatkan menjadi lima menit
"Peningkatan headway akan berdampak terjadinya kemacetan lalu lintas kendaraan bermotor di sejumlah titik perlintasan KRL," tuturnya.
Ristono menjelaskan, peningkatan headway berdasarkan pertimbangan daya tampung KRL yang tidak lebih banyak ketimbang busway.
"KRL saat ini baru mampu menampung 500 ribu penumpang setiap sehari, sedangkan, busway saja sudah mengangkut 400 ribu sampai 750 ribu penumpang per harinya," jelasnya.
Pristono menambahkan, Pemprov DKI akan membangun underpass untuk mewujudkan peningkatan headway dan daya tampung KRL.
"Pemprov DKI juga akan menyediakan Transit Oriented Development (TOD) yakni jalur penghubung antara bus dengan KRL," tambahnya.