REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali menegaskan pihaknya akan menutup beberapa BUMN yang hingga kini masih mengalami kerugian dan tidak bisa dibenahi atau diselamatkan lagi.
"Sekarang ini masih ada 17 BUMN yang merugi dari 141 BUMN yang kita miliki," kata Dahlan Iskan ketika melakukan kunjungan kerja di Palembang, Jumat (2/11).
Menurut dia, sejumlah BUMN yang merugi itu ada beberapa diantaranya masih memiliki prospek untuk dikembangkan atau "dihidupkan" kembali, namun yang sudah tidak bisa dibenahi akan segera ditutup dan dijual.
Mengenai berapa banyak BUMN dan bergerak di sektor atau bidang apa saja yang akan ditutup, belum bisa diungkapkan sekarang karena masih dalam proses inventarisir dan pembenahan, kata dia.
Dia menjelaskan, secara keseluruhan kondisi BUMN di Indonesia sangat sehat karena menghasilkan keuntungan dan memberi kontribusi cukup besar bagi pendapatan negara.
Berdasarkan data secara keseluruhan BUMN di Indonesia berhasil membukukan laba mencapai Rp121 triliun bahkan beberapa perusahaan membukukan keuntungan yang luar biasa.
Sebagai gambaran Bank BRI pada 2011 lalu berhasil membukukan laba Rp15 triliun, keuntungan itu sangat luar biasa mengalahkan laba bank-bank besar di Eropa.
Melihat kondisi pertumbuhan dan keuntungan yang sangat baik, pihaknya menargetkan BUMN Indonesia menjadi perusahaan "jagoan" di dunia atau paling tidak di tingkat Asia, kata Dahlan Iskan menambahkan.