Rabu 31 Oct 2012 17:20 WIB

Kisah Buruh yang Jadi Kurir Sabu (2)

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Chairul Akhmad
Firman Yogi, si kurir sabu.
Foto: Republika/Erdy Nasrul
Firman Yogi, si kurir sabu.

REPUBLIKA.CO.ID, Firman diminta menunggu telpon dari seseorang yang tak dikenal.

"Tunggu dan laksanakan perintah dari dia, ya. Upah Rp 10 juta kalau sudah selesai!" jelas Dahlan di ujung telepon. Firman kemudian menyanggupi.

Sekitar pukul 14.00 WIB dia ditelpon seseorang yang memintanya berjalan menuju Mall Kalibata, Jakarta Selatan. "Saya tidak kenal siapa dia," aku Firman.

Dirinya hanya mengikuti perintah dan arahan dari penelpon itu tanpa mengetahui identitasnya. Yang diincarnya hanya satu, uang Rp 10 juta.

Dia tiba di Mall Kalibata sekitar pukul 16.00 WIB. Firman kemudian ditelpon kembali. "Sudah di Mall Kalibata?" ujar pria itu.

Firman mengiyakan. Pria asal Banda Aceh itu kemudian diminta mengunjungi sebuah toko roti di sekitar Jl Otista. Dia tiba di sana sekitar pukul 18.00 WIB. "Macet sekali. Tidak bisa cepat," ujarnya.

Setiba di toko roti, dia menelpon orang yang menghubunginya tadi. Firman diperintahkan mengambil sebuah paketan berupa tas. Dia minta tas itu kepada penjaga toko yang tak dikenalnya.

Tas itu kemudian dipegangnya. Firman juga diperintahkan penelpon yang tak dikenalnya untuk mengambil sebuah kunci kamar yang terletak dibawah vas bunga tempat toko roti itu.

Firman kemudian curiga. Dia kemudian menelpon Dahlan. "Ada apa ini? Kenapa harus ke hotel," jelas Firman dengan dahi mengkerut.

Dahlan kemudian meminta Firman untuk mengikuti saja perintah yang ada. Kata Dahlan, nanti tas diserahkan saja kepada orang yang ada di dalam kamar itu.

Firman pasrah. Dia ikuti saja kemauan temannya itu. Tas kemudian dibawanya dengan berjalan kaki menuju Hotel Fiducia. Baru tiba di area parkir tepat di tubir Jl Otista, Firman ditangkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement