Kamis 25 Oct 2012 06:46 WIB

Banyak Didemo Buruh, Pengusaha Mulai Resah

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Hazliansyah
Ratusan buruh Tangerang berkendara sepeda motor saat aksi mogok nasional di jalan raya Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (3/10).
Foto: Lucky.R/Antara
Ratusan buruh Tangerang berkendara sepeda motor saat aksi mogok nasional di jalan raya Serpong, Tangerang, Banten, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya demo buruh membuat pengusaha merasa keamanan mereka tidak lagi terjamin. Tak jarang, pengusaha menggunakan jasa preman dalam mengamankan aset perusahaan.

Kalangan pengusaha nasional yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi Nasional (FKAN) mengatakan keamanan dan kenyamanan berproduksi saat ini tidak lagi kondusif. Hal ini tak lepas dari maraknya aksi demonstrasi yang melibatkan kalangan pekerja atau buruh. 

"Tahun ini adalah tahun demo nasional," tutur Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Franky Sibaran kepada wartawan dalam temu pers di Graha Mustika Ratu, Jakarta, Rabu (24/10). 

Franky menjelaskan, sejak Januari hingga Oktober 2012 telah terjadi berbagai macam aksi demonstrasi buruh di sejumlah wilayah di DKI Jakarta maupun Jawa Barat.  Salah satu aksi terparah adalah penutupan Jalan Tol Cikampek pada Januari silam yang mengakibatkan kelumpuhan usaha. 

Franky mengatakan, akibat seringnya aksi demonstrasi buruh, beberapa perusahaan telah menggunakan jasa tentara. Selain itu, terdapat juga beberapa perusahaan yang mulai menggunakan preman demi mengamankan aset perusahaan.

"Poinnya adalah, masalah keamanan sudah menjadi cost produksi. Ini sudah menjadi faktor yang melemahkan daya saing kita," kata Franky.

Dalam situasi seperti ini, kata Franky, para pengusaha seolah kehilangan makna negara. "Pemerintah tidak tegas dalam melakukan langkah-langkah terkait keamanan," demikian Franky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement