Senin 22 Oct 2012 15:34 WIB

LSN Anjurkan Demokrat Usung Capres Alternatif

Bendera Partai Demokrat.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Bendera Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Eksekutif Lembaga Survei Nasional (LSN), Umar S. Bakry, mengatakan Partai Demokrat sebaiknya segera mencari tokoh alternatif untuk diusung dalam pemilihan presiden (pilpres) 2014.

" Partai Demokrat di situasi saat ini, yang bisa dikatakan 'sekarat', kalau ingin pulih dan menjadi magnet bagi publik harus mencari tokoh alternatif. Partai Demokrat tidak mempunyai internal yang bagus untuk mengangkat elektabilitas partai," kata Umar di Jakarta, Senin usai memaparkan hasil survei mengenai peluang bakal calon presiden 2014.

Keberadaan tokoh alternatif itu, lanjutnya, akan membantu perlahan-lahan mengangkat kepercayaan masyarakat terhadap partai yang sejumlah anggotanya diduga terlibat sejumlah kasus korupsi itu.

Selain mencari tokoh alternatif guna kepentingan mencuri hati rakyat, Partai Demokrat juga sebaiknya segera bertindak tegas terhadap para pengurus dan anggota partai yang terlibat sejumlah kasus korupsi.

"Kalau isu korupsi itu cepat diselesaikan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Pembina cepat mengambil keputusan yang menimpa Anas Urbaningrum dan kawan-kawannya, maka pelan tapi pasti Partai Demokrat akan naik," katanya.

Berdasarkan hasil survei nasional LSN, masyarakat mengalami kekecewaan mendalam terhadap kepemimpinan Presiden Yudhoyono karena dinilai tidak tegas dalam menyelesaikan sejumlah hal, terutama pemberantasan korupsi.

Oleh karena itu, menurut lembaga survei itu capres dari kalangan militer TNI akan menjadi idaman kebanyakan masyarakat karena dinilai memiliki ketegasan dalam memimpin.

Dalam survei yang dilakukan pada 10 hingga 24 September itu, sebanyak 1.230 sampel responden mendambakan sosok kepala negara yang bersih dari kasus korupsi (58,6 persen), tegas (56,8 persen), merakyat (49,8 persen), konsisten (48,9 persen) dan cerdas (45 persen).

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement