REPUBLIKA.CO.ID,MEDAN -- Ribuan sopir angkutan kota di Medan dan sekitarnya, Senin, menggelar aksi mogok massal. Aksi tersebut mengakibatkan sejumlah calon penumpang tidak terangkut.
Sejak pukul 06.00 hingga menjelang pukul 08.00 WIB, angkutan kota (angkot) yang selama ini melayani berbagai trayek tidak ada beroperasi. Penumpang tidak menjumpai angkot di seluruh penjuru Ibu kota Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu.
Para calon penumpang yang di antaranya terdiri dari pelajar, karyawan dan pedagang kecil itu terlihat menumpuk di sejumlah halte dan trotar jalan raya. Aksi mogok massal para sopir angkot membuat sejumlah ruas jalan di Medan relatif sepi.
Koordinator Keluarga Besar Sopir dan Pengemudi (Kesper) Sumut, Israel Situmeang, membenarkan sekitar 12 ribu sopir angkot di Medan melakukan mogok massal. "Kami terpaksa melakukan mogok massal karena tuntutan kami belum juga dipenuhi oleh pemerintah," ujarnya.
Beberapa tuntutan sopir dan pemilik angkot di Medan itu di antaranya mengenai biaya pengurusan surat izin mengemudi (SIM) B1 umum yang dianggap terlalu tinggi. Banyak sopir angkot mengalami kesulitan memperpanjang masa berlaku SIM B1 umum karena sering tidak lulus saat menjalani ujian teori dan praktik.
"Untuk bisa memperoleh SIM B1 umum, banyak sopir angkot terpaksa menggunakan jasa calo yang mematok tarif berkisar antara Rp 800 ribu hiungga Rp 1 juta," kata Israel.
Tarif yang dikenakan calo penyedia jasa pengurusan SIM tersebut jauh melebihi tarif normal Dirlantas Polda Sumut, yakni sekitar Rp 300 ribu.